Infolinks In Text Ads

HIPERTENSI PADA DIABETES

Defenisi hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama  140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg.
Etiologi :
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan,yaitu :
  1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat 95% kasus, faktornya adalah antara lain genetik,lingkungan,hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin angiotensis, obesitas,alkohol,merokok dll.
  2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. terdapat pada 5 % dari seluruh kejadian kasus hipertensi. Hipertensi pada kehamilan juga termasuk pada kelompok ini.


Saat ini begitu banyak obat hipertensi yang beredar. Pengobatan hipertensi memang sangat "individual".  Modifikasi gaya hidup merupakan strategi yang cukup efektif dalam pengobatan pasien dengan hipertensi selain dengan obat anti hipertensi.

Saat kita akan memutuskan untuk memberikan obat antihipertensi, dan bila tidak terdapat indikasi untuk memilih golongan obat tertentu, diberikan diuretik dan atau beta bloker.

Penanganan hipertensi pada pasien dengan DM tipe 2, sangat dianjurkan mempertimbangkan kaidah-kaidah resiko kerusakan organ akibat DM nya. Insiden penderita DM prevalensinya terus meningkat

Beberapa penelitian masih menganjurkan penggunaan ACE Inhibitor  untuk pengobatan awal pada penderita hipertensi  yang menderita DM. Silahkan klik link terkait dibawah ini untuk melihat penjelasan secara ilmiahnya. Ok, mudah-mudahan materi kali ini dapat
membawa manfaat.

Link terkait :
1.Penanganan hipertensi pada DM tipe 2
2.Penggunaan Captopril pada Hipertensi dengan Diabetes
3.Hipertensi dan Diabetes

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Hiperemesis Gravidarum merupakan kombinasi kata : Hiper=berlebihan, Emesis=muntah dan Gravidarum=hamil. Jadi pengertian hiperemesis gravidarum adalah muntah yang berlebihan pada seorang ibu yg lagi hamil, sehingga dapat mengganggu aktifitas  sehari-hari.
Sebaiknya jangan pernah menyepelekan kasus hiperemesis pada seorang wanita yang lagi hamil, muntah yang berlebihan yang menyebabkan terjadinya dehidrasi,berat badan menurun sampai terjadinya keluhan mental dalam bentuk delirium, diplopia, nistagmus, serta terdapat benda keton dalam darah sebagai akibat metabolisme anaerobik. Semua akibat dari hiperemesis gravidarum tersebut dapat mengancam kelangsungan kehamilan yg optimal dan bahkan dapat mengancam keselamatan ibu dan janin yang dikandungnya.

Penyebab Hiperemesis Gravidarum.
Sampai saat ini belum jelas penyebab pastinya terjadinya hiperemesis gravidarum ini, beberapa teori menerangkan sebagai berikut :
  1. Psikologis : peran psikologis wanita yang lagi hamil memungkinkan menjadi pencetus. Apakah si ibu dapat menerima kehamilannya yg saat ini terjadi. Dukungan psikologis ibu dan juga suami sangat berperan dalam menjadikannya si ibu "nyaman" dan siap dalam menerima kehamilannya. 
  2. Fisik : teori yg menerangkan masuknya villi khorealis kedalam sirkulasi darah ibu  dan faktor gizi juga mempunyai peran kemungkinan menjadi penyebab hiperemesis gravidarum.

Patofisiologis Hiperemesis  Garavidarum.
Diawali dengan mual dan muntah yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun, dan diuresis menurun. Hal ini dapat menyebabkan perfusi kejaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi oksigen. Oleh karena itu, dapat terjadi perubahan metabolisme menuju kearah anaerobik yang menimbulkan benda keton dan asam laktat. Muntah yang berlebihan dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga pH darah menjadi lebih tinggi.
Dampak dari semua masalah diatas dapat menimbulkan gangguan fungsi fital berikut ini :

1. Liver :
    a. Dehidrasi yang menimbulakan konsumsi 0ksigen menurun.
    b. Gangguan fungsi sel liver dan terjadi ikterus.
    c. Terjadi perdarahan pada parenkrim liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi umum.

2. Ginjal :
    a.Dehidrasi menyebabkan penurunan diuresis sehingga sisa metabolisme tertimbun,seperti:
         - Asam laktat
         - Benda keton

    b.Terjadi perdarahan dan nekrosis sel ginjal
        - Diuresis berkurang bahkan dapat anuria
        - Mungkin terjadi albumineria

    c. Sistem saraf pusat.
        - Terjadi nekrosis dan perdarahan otak diantaranya perdarahan ventrikel.
        - Dehidrasi sistem jaringan otak dan adanya benda keton dapat merusak fungsi saraf pusat yang
           menimbulkan kelainan enselofati.
        - Perdarahan pada retina dapat mengaburkan penglihatan.

Secara umum, muntah-muntah yang berlebihan pada seorang ibu yang lagi hamil akan mengancam fungsi umum alat-alat vital dan menimbulkan kematian.


    KASUS MALARIA ( Study kasus)

    • Nama : Tuan A
    • Umur : 28 tahun
    • Pekerjaan : Bagian Penanaman PT. garingging
    • Alamat : PT.Garingging, Simangambat, Kab. Padang Lawas Utara.
    Datang berobat tanggal 19 Desember 2010, pukul 14.05
    Keluhan utama : demam tinggi disertai menggigil dan muntah-muntah.
    RPS: lebih kurang sejak 2 minggu yang lalu os demam, kadang menggigil dan berkeringat, sakit kepala. Nafsu makan menurun, sejak 4 hari yang lalu os tidak dapat makan dan minum lagi.Perut terasa sakit. Apapun yang dimakan dan yang diminum keluar lagi/dimuntahkan. BAB 1 kali sehari konsistensi lembek, warna dbn.  BAK dbn, warna seperti teh.Os sudah berobat ke bidan, diberikan obat (os lupa nama obatnya) tetapi tidak ada perubahan.
    RPD: os tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya.
    Pemeriksaan umum :
    Os sadar,Keadaan Umum lemah.
    TD:100/60 mmHg, respirasi 32 kali/menit. Nadi:98 kali/menit, lemah,teratur. Suhu:38,5 derajat celsius.

    Fisik Diagnostik :
    - Konjungtiva pucat
    - Splenomegali 2 jari di bawah arcus costa
    - Lever tdk ada pembesaran
    - Kaku kuduk (-)
    - Peristaltik usus dbn

    Pemeriksaan Laboratorium :
    - Hb: 10,2
    - RDT Malaria : positif 2 (Malaria mix)


    Diagnosa Kerja : Malaria dengan komplikasi.
    Diagnosa Banding :
    1. Demam tifoid
    2. Demam dengue
    3. ISPA

    Pengobatan :
    1. Infus RL 40 tetes/menit ( selang seling dgn dekstrose 5%)
    2. Ranitidin intravena/12 jam
    3. Artesunat intravena 2,4 mg/kgBB . Diulangi 12 jam kemudian. Selanjutnya Artesunat dgn dosis yang
        sama diberikan  per 24 jam, sampai penderita mampu makan/minum. Selanjutnya kalau sudah
        makan-minum diberikan  regimen artesunat+amodiakuin+primakuin (sesuai dosis).
    4. Parasetamol 4 x 500 mg secara oral.
    5. B compleks 3x1.

    CARA MENGHITUNG TAKSIRAN BERAT JANIN (TBJ)

    Ntah kenapa saya lagi semangatnya nulis tentang kehamilan, mudah-mudahan berguna bagi siswa ku di Akbid Paluta Husada.
    Secara umum persalinan pervaginam dapat dilakukan jika memenuhi tiga faktor utama:
    1. Power. (His  ditambah kemampuan ibu mengejan)
    2. Passage (Jalan lahir)
    3. Passanger (Janin,plasenta, dan selaput ketuba
    Berat janin yang berlebih kadang menjadi kendala bagi para bidan yg akan menolong persalinan per vaginam. Disini coba kami sampaikan :rumus menghitung berat janin dalam uterus (rumus Lohnson).

    Berat Janin = (tinggi fundus uteri-12) x 155 gram (jika kepala belum masuk PAP).

    Berat Janin = (tinggi fundus uteri-11) x 155 gram ( Jika kepala sudah masuk PAP).

    Menghitung taksiran berat janin (TBJ) dengan rumus diatas keakuratannya akan meleset , karena faktor sbb:
    • Ketebalan didnding abdomen, ini membuat kita kesulitan dalam menentukan lokasi fundus uteri.
    • Rumus ini tidak dikhususkan untuk wanita Indonesia, pola makan yg berbeda akan menentukan besarnya janin.

    FERN PATTERN

    Ada beberapa cara pemeriksaan untik memastikan apakan cairan yang keluar per vaginam adalah cairan ketuban atau bukan. Pemeriksaan dengan kertas lakmus akan merubah kertas lakmus dari merah menjadi biru, ini dikarenakan air ketuban bersifat basa. Metode lain adalah dengan memeriksa cairan ketuban dengan mikroskop. Fern tes adalah salah satu jenis pemeriksaan cairan ketuban dengan mikroskop, gambaran mikroskopis cairan ketuban adalah seperti daun pakis /fern pattern (lihat gambar). Pemeriksaan tersebut sering dilakukan pada kasus Ketuban Pecah Dini (KPD).

    KETUBAN PECAH DINI (KPD) ATAU PROM (PREMATURE RUPTURE OF THE MEMBRANE)

    Defenisi : adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa disertai tanda inpartu dan setelah satu jam tetap tidak diikuti dengan proses inpartu. Sebahagian besar pecahnya ketuban secara dini terjadi sekitar usia kehamilan 37 minggu.
    Dalam keadaan normal selaput ketuban akan pecah saat pembukaan persalinan hampir lengkap/lengkap (9-10 cm).
    Sebab terjadinya pecah KPD, sbb :
    1. Infeksi STD, perokok, sosial ekonomi rendah, kelainan genetik, rendahnya vitamin C dan Cu dalam serum, kehamilan kembar, hidramnion, serviks inkompeten.
    2. Sebab lain yg tidak diketahui.

     Diagnosis Ketuban Pecah Dini.
    Diagnosa KPD didasarkan atas :
    1. Riwayat pengeluaran cairan dalam jumlah besar secara mendadak atau sedikit demi sedikit per vaginam.
    2. Pemeriksaan cairan di forniks posterior dgn kertas lakmus, akan berubah warna merah menjadi biru (karena cairan ketuban bersifat basa).
    3. Pemeriksaan cairan ketuban dibawah mikroskop , akan tampak gambaran seperti daun pakis Fern pattern). Klik disini untuk melihat gambarnya.
    4. Dengan pemeriksaan USG.
    Tiga kemungkinan yang dapat dilakukan pada KPD, yaitu :
    1. Konservatif, antara lain : Tirah baring untuk mengurangi keluarnya air ketuban sehingga masa kehamilan dapat diperpanjang, Pemberian antibiotik untuk menghindari infeksi (ampisilin dosis tinggi atau eritromisin dosis tinggi)
    2. Tatalaksana aktif : dilakukan tindakan untuk memperpanjang usia kehamilan dgn memberikan kortikosteroid untuk mematangkan paru janin, tokolitik untuk mengurangi atau menghambat kontraksi otot uterus dan antibiotik untuk mengurangi peranan infeksi sebagai pemicu terjadinya proses persalinan.
    3. Tindakan agresif dengan segera melakukan seksio sesaria. (prolaps tali pusat, gawat janin, tanda infeksi-sepsis, solutio plasenta).
     Permasalahan Ketuban Pecah Dini atau KPD adalah persoalan serius, kegawatan janin dan kematian maternal adalah dua persoalan yg harus diantisipasi. Keadaan janin yang prematur akan menghadapi berbagai kendala umum akibat ketidak mampuannya beradaptasi terhadap kehidupan diluar kandungan. Ketidakmampuan hidup diluar kandungan tersebut semata-mata akibat organ vital yang belum siap untuk menghadapi situasi  yang sangat berbeda dengan keadaan intrauteri sehingga menimbulkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.

    KERACUNAN JENGKOL

    Semua kita pasti tau apa itu jengkol (Pithecollobium Jiringa) . Di Indonesia jengkol disebut dengan banyak nama, jengkol (jawa), jaring(sumatera), Jaawi(lampung), kicaang(sunda), lubi(Sulawesi Utara) dan blandingan (Bali).
    Kasus keracunan jengkol sering terjadi, dan masih menjadi masalah di Indonesia. Gambaran klinis seseorang yg keracunan jengkol bervariasi mulai dari sakit pinggang, nyeri saat BAK sampai timbulnya tanda-tanda gagal ginjal akut. Patofisiologi terjadinya keracunan jengkol belum begitu jelas, mengkristalnya asam jengkolat dalam suasana asam di sistem urinaria menjadi latar belakang timbulnya gejala keracunan jengkol. Keracunan jengkol tidak berpengaruh terhadap berapa banyak jengkol dimakan atau apakah jengkol dikonsumsi mentah atau dimasak. Faktor kerentanan seseorang terhadap asam jengkolat menjadi alasan kenapa ada orang yang keracunan jengkol.

    Penanganan kasus keracunan jengkol, sama seperti mendiagnosa penyakit lain. Lakukan anamnesis yg baik. Riwayat makan jengkol dan bau yg khas , akan membantu arah diagnosis kita.
    Gejala keracunan jengkol yang ringan dengan keluhan mual/muntah, sakit pinggang dan nyeri saat BAK merupakan keluhan yg sering ada pada seseorang yang keracunan jengkol.
    Pemeriksaan vital sign dan segera lakukan koreksi kalau ada kelainan dari hasil vital sign. segera lakukan pemberian cairan intra vena (NaCl atau RL) kalau terdapat tanda dehidrasi/TD menurun atau keadaan umum lemah.
    Untuk kasus ringan, anjuran agar banyak minum serta pemberian Natrium Bikarbonat dapat memberi hasil yang baik.

    Jika gejala keracunannya berat dengan ditandai tidak dapat BAK (anuria) dan penderita pingsan maka diperlukan perawatan di rumah sakit dengan segera diberikan infus natrium bikarbonat dalam larutan dekstrose 5%.

    Baca juga hal lain :
    - Penyakit Rabies
    - Mimisan saat hamil
    - Permasalahan Cegukan alian Hick up

    DIABETES

    Diabetes Melitus atau kencing manis adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan gula darah sebagai akibat dari pankreas tidak dapat memproduksi insulin sesuai dengan kebutuhan tubuh.
    Jumlah penderita diabetes di Indonesia terus meningkat bahkan di dunia. Kondisi penyakit diabetes di dunia yang terus meningkat membuat dikeluarkannya resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) No 661/225 tanggal 20 desember tahun 2006 yang menetapkan tanggal 14 November sebagai  World Diabetes Day ( Hari Diabetes Sedunia).

    Ada 2 jenis diabetes :
    1. Diabetes tipe 1 : suatu keadaan dimana tubuh sudah sama sekali tidak dapat memproduksi hormon insulin . Sehingga penderita harus menggunakan suntikan insulin dalam mengatur gula darahnya . Sebahagian penderitanya adalah anak-anak dan remaja.
    2. Diabetes tipe 2 :Terjadi karena tubuh tidak dapat memproduksi insulin yang mencukupi atau karena insulin tidak dapat digunakan dgn baik (resistensi insulin) . Tipe ini merupakan kasus diabetes terbanyak (>90%). Diabetes tipe 2 ini sering terjadi pada usia >40 tahun, pola gaya hidup yg tidak sehat (tinggi lemak dan rendah serat) , obesitas , kurangnya aktifitas fisik, dan sesorang yang mempunyai riwayat diabetes pada keluarga.

    Tanda-tanda diabetes :
    • Banyak buang air kecil /polyuria
    • Sering/cepat haus /polydipsia
    • Lapar yang berlebihan atau banyak makan/ polyfagia
    • Berat badan menurun
    • Kesemutan di ujung kaki dan tangan
    • Mata kabur
    • Cepat lelah
    • Apabila luka lama sembuhnya

    Orang yang beresiko terkena diabetes : Diabetes dapat terjadi pada setiap orang, tetapi bagi mereka yang mempunyai riwayat diabetes pada keluarga akan lebih besar kemungkinan terkena diabetes. Faktor resiko lainnya adalah kegemukan/obesitas.

    OBAT GENERIK VS OBAT PATEN

    Bukan hal yg asing di telinga kita tentang obat generik ataupun obat paten. Tetapi masih ada yg salah persepsi tentang pengertian dari obat generik dan obat paten.

    OBAT GENERIK : Adalah obat yg dipasarkan berdasarkan berdasarkan nama bahan aktifnya yang dapat diproduksi  dan dijual oleh semua pabrik farmasi setelah masa paten obat itu habis. Misalnya :Parasetamol, Amoksilin, Antalgin dll. Jadi setiap pabrik obat/farmasi boleh memproduksi/memasarkan obat generik tersebut.


    OBAT GENERIK BERMEREK/BERLOGO : adalah obat generik yang dipasarkan dengan menggunakan merk dagang tertentu. Misalnya pabrik obat/farmasi A ingin memproduksi/memasarkan Parasetamol dengan merek tertentu, maka obat dari pabrik/farmasi A dgn merek tertentu disebut obat generik bermerek/berlogo.



    OBAT PATEN : adalah obat yang baru ditemukan berdasarkan riset dan pengembangan. Diproduksi  dan dipasarkan dengan nama dagang tertentu dan dilindungi hak patennya selama 20 tahun dan bagi obat paten sederhana selama 10 tahun (Undang-Undang No.14 Tahun 2001), klik disini untuk melihat UU No.14 tahun 2001 selengkapnya.  Jadi obat paten hanya dapat diproduksi dan dipasarkan oleh pabrik farmasi yg memegang lisensi obat paten tersebut. Jika hak patennya (berdasarkan waktu) telah selesai maka pabrik farmasi yang lain dapat memproduksi/memasarkan obat tersebut dengan merek sesuai keinginan farmasi yg memproduksi.

    Mudah-mudahan informasi ini dapat menambah informasi tentang pengertian obat generik/obat generik bermerek dan obat paten.

    Mau baca UU tentang obat yg lainnya, silahkan klik dibawah ini :
    - UU No.35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

    PROSES KEHAMILAN

    Kehamilan adalah proses alami yg diharap kan oleh setiap pasangan suami istri. Kehamilan pada seorang wanita dapat terjadi jika memenuhi beberapa  hal-hal yg berkaitan dengan fungsi  sistem reproduksi pria dan wanita. Fungsi sistem reproduksi pria dan wanita harus dalam keadaan normal agar kehamilan dapat terjadi dan berlangsun normal.
    Seorang pria yg mengalami ejakulasi saat melakukan hubungan suami istri, maka akan mengeluarkan sperma (dalam jumlah yg besar, minimal >20 juta sperma/cc) dan bergerak masuk menuju dalam vagina. Sperma akan bergerak menuju rahim melalui serviks. Selanjutnya sperma akan terus bergerak menuju tempat pertemuan dengan ovum di saluran tuba fallopi. Dari sekian juta jumlah sperma , maka hanya 1 sperma saja yang dapat membuhai sel telur (sel telur yg telah dubuahi akan emnjadi embrio). Ovum (sel telur) dihasilkan oleh ovarium pada saat masa subur seorang wanita. Masa subur seorang wanita terjadi saat 14 hari sebelum haid berikutnya (bukan 14 hari setelah haid lho!) dengan range waktu 2 hari sebelum ovulasi dan 2 hari setelah ovulasi.  Berarti kehamilan hanya dapat terjadi jika pasutri melakukan hubungan seks saat masa subur seorang wanita ( lebih kurang 4-5 hari).  Embrio kemudian berjalan menuju rahim dan akan menempel di dinding rahim (inplantasi). Hormon kehamilan (human  chorionicgonadotrophin/HCG) yg dihasilkan oleh sel-sel trofoblast akan meningkat saat terjadi inplantasi. Hormon HCG tersebut selanjutnya akan berada di dalam sirkulasi darah dan akan dikeluarkan dalam air seni yg kemudian dapat dilihat melalui tes kehamilan. HCG yg terdeteksi di urin merupakan salah satu indikator bahwa telah terjadi kehamilan pada seorang wanita.

    PENGOBATAN MALARIA DENGAN KOMPLIKASI

    Defenisi malaria berat/komplikasi adalah :ditemukannya Plasmodium falciparum stadium aseksual dengan satu atau beberapa manifestasi di bawah ini (WHO,1997) :
    1. Malaria serebral adalah malaria dengan penurunan kesadaran. Penilaian kesadaran berdasarkan GCS (Glasgow coma scale) atau koma lebih dari 30 menit setelah serangan kejang yang tidak disebabkan oleh penyakit lain.
    2. Anemia berat (Hb < 5 gr%  atau hematokrit <15%) pada keadaan hitung parasit>10.000/uL.
    3. Gagal ginjal akut (urin<400 ml/24 jam pada orang dewasa atau <1 ml/kgBB/jam pada anak setelah dilakukan rehidrasi; dengan kreatinin darah >3mg%)
    4. Edema paru atau Acute Respiratory Distress Syndrome.
    5. Hipoglikemia:gula darah < 40 mg%
    6. Gagal sirkulasi atau syok : tekanan sistolik < 70 mm Hg disertai dengan keringat dingin.
    7. Kejang berulang > 2 kali per 24 jam.
    8. Perdarahan spontan dari hidung, gusi , alat pencernaan.
     PENANGANAN :
    1. Tindakan umum, perbaiki keadaan umum pasien . Segera lakukan koreksi A(airway), B(breathing) dan C(cirkulation).
    2. Pengobatan simtomatik antipiretik dan antikonvulsan (kalau paisen kejang).
    3. Pemberian obat anti malaria. Pilihan utama pada kasus malaria dengan komplikasi adalah derivat artemisinin parenteral:
               - Artesunat intravena atau intramusculer
               - Artemeter intramusculer

              Artesunat intravena direkomendasikan untuk digunakan di Rumah Sakit atau Puskesmas perawatan, sedangkan artemeter intramusculer direkomendasikan untuk dilapangan atau puskesmas non perawatan.

     Artesunat.
    Artesunat parenteral tersedia dalam vial berisi 60 mg serbuk kering dan pelarut dalam ampul yg berisi 1 ml natrium bikarbonat 5%. Untuk membuat larutan artesunat dgn mencampur 60 mg serbuk kering artesunat dgn larutan 1 ml natrium bikarbonat 5%, kemudian ditambahkan larutan Dextrose 5% sebanyak 3-5 cc. Artesunat diberikan dgn loading dose secara bolus : 2,4 mg/kgBB secara intravena selama 2 menit, dan diulang setelah 12 jam dengan dosis yang sama. Selanjutnya artesunat diberikan 2,4 mg/kg BB iv per 24 jam sampai penderita mampu minum obat secara oral (sampai penderita tidak muntah lagi). Artesunat juga dapat diberikan secara intra musculer dgn dosis yang sama. Jika penderita sudah dapat makan obat (tidak ada muntah), maka obat dilanjutkan dengan regimen artesunat + amodiakuin + primakuin ( lihat dosis pengobatan lini pertama malaria falsiparum tanpa komplikasi)

    12 HAL TENTANG FILARIASIS

    1. Apa itu Filariasis : Filariasis atau penyakit kaki gajah adalah infeksi yang bersifat menahun yang disebabkan cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk.Penyakit ini dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, scrotum.kantung buah Zakar, payudara dan kelamin wanita. Semua orang baik laki-laki,perempuan,anak-anak dan orang tua dapat terserang penyakit ini. Penyakit ini bukan karena kutukan, kena guna-guna ataupun keturunan.
         2. Apa gejala dan tanda Filariasis?
              > Tahap awal (akut) :
                  - Demam berulang 1-2 kali atau lebih setiap bulan selama 3-5 hari terutama bila bekerja
                     berat. Demam dapat sembuh sendiri tanpa diobati.
                  - Timbul benjolan (pembesaran kelenjar lymfe) dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak .
                  - Teraba adanya urat seperti tali yg berwarna merah dan sakit mulai dari pangkal paha atau
                     ketiak dan berjalan kearah ujung kaki atau tangan.

         3. Apa penderita Filariasis selalu ada gejala ?
             Pada awalnya terjadi pembesaran yg hilang timbul pada kaki,tangan, kantong buah
             zakar,payudara dan alat kelamin wanita dan lama kelamaan menjadi cacat menetap.

         4. Apa akibat Filariasi?
             - Kerugian ekonomi akibat penyakit berdampak nyata,terutama pada keluarga.
             - Penderita tidak dapat bekerja secara normal/tidak dapat bekerja sama sekali.
            
         5. Apa penyebab Filariasis ?
             - Filariasis disebakan oleh cacing filaria yg menyerupai yg menyerupai benang yg hidup di dalam
                tubuh manusia.
             - Cacing ini dapat bertahan hidup selama 4 sampai 6 tahun dalam kelenjar getah bening.
             - Cacing berkembang biak di dalam tubuh dan menghasilkan jutaan anak cacing yg beredar dalam
               darah.
             - Filariasis disebabkan oleh tiga jenis cacing filaria,yaitu: Wucheria bancrofti, brugia malayi dan
               brugia timori.

          6. Cara penularan Filariasis ?

    TATALAKSANA PENGOBATAN MALARIA FALSIPARUM TANPA KOMPLIKASI

    Malaria masih menjadi masalah  di Indonesia juga di dunia. Saat ini sebanyak 424 kabupaten dari 576 kabupaten di Indonesia ditetapkan sebagai daerah endemis malaria. Resiko penyakit malaria dapat mempengaruhi tingginya kematian bayi, wanita hamil dan dapat menurunkan produktivitas sumber daya manusia. Salah satu upaya menurunkan anggka kematian yg disebabkan oleh malaria adalah melakukan pengobatan yg cepat,tepat dan rasional.
    Diagnosis malaria kita tegakan berdasarkan anamnesis,pemeriksaan fisik dan laboratorium. Diagnosa pasti malaria harus ditegakan dengan pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopik atau tes diagnosa cepat (RDT - Rapid Diagnostik Test).
    A. Anamnesis, 
         Pada anamnesis sangat penting ditanyakan keluhan utama : demam,mengigil,berkeringat dan
         riwayat tinggal di daerah endemis malaria atau pernah berkunjung/bermalam ke daerah endemis malaria
         dalam kurun 1-4 minggu yll, tanyakan juga apakah ada riwayat sakit malaria ataupun tranfusi darah.
         Perhatikan juga tanda-tanda malaria berat, yaitu : kejang-kejang,panas sangat tinggi, muntah terus menerus
         dan tidak dapat makan dan minum, warna air seni seperti teh tua, jumlah air seni kurang (oliguria) sampai
         anuria.
    B. Pemeriksaan fisik.
         Demam, konjungtiva/telapak tangan pucat, splenomegali dan hepatomegali.

    PENGOBATAN
    Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong karena bersifat iritasi lambung.

    A. Pengobatan Malaria FalsiparumTanpa Komplikasi

        Lini Pertama : Artesunat + Amodiakuin + Primaquin

        Usia                       Artesunat   Amodiaquin     Primaquin
        0 - 1 bulan                 1/4               1/4                       ---
        2 - 11 bulan                1/2              1/2                       ---
        1 - 4 tahun                  1                   1                       3/4
        5 - 9 tahun                  2                   2                      1 1/2
        10-14 tahun                3                   3                        2
         > 15 tahun                 4                   4                        3

    Pengobatan diberikan selama 3 hari ( tabel diatas untuk hari 1,sedangkan untuk  hari 2 dan  ke 3 sama seperti hari 1 tetapi tanpa diberikan primaquin). Sebaiknya pemberian obat berdasarkan berat badan. Artesunat = 4 mg/kg BB, Amodiaquin = 10 mg/kgBB dan Primaquin = 0,75 mg/kgBB.

    Untuk daerah Papua , karena sudah resisten thd artesunat dan Amodiaquin maka digunakan kombinasi :
    Dihydroartemisinin+Piperaquin+Primaqin. (lain waktu akan kita posting).

    Sumber Pustaka :PEDOMAN PENATALAKSANAAN KASUS MALARIA DI INDONESIA, DIRJEN P2PL KEMENTRIAN KESEHATAN RI 2009.


    Baca topik lainnya :
    -   Penanganan luka Rabies
    -  Demam berdarah dengue

    ASAL MUASAL KEMBAR SIAM

    Sejarah mencatat ,istilah kembar siam diawali dari lahirnya dua saudara kembar yg bernama Chang Bunker dan Eng Bunker (11 Mei 1811 - 17 Januari 1844), karena mereka lahir di siam (sekarang bernama Thailand) di provinsi Samutsongkram.. Tempat kelahiran mereka di siam merupakan asal muasal  istilah kembar siam yg terus dipakai sampai saat ini.
    Fota yg disamping tulisan ini adalah lukisan Chang Bunker dan Eng Bunker yg dilukis tahun 1836.
    Mereka saling terhubung di tulang sternum, lever/hati mereka bersatu tetapi masing-masing lengkap secara anatomi. Pada 13 April 1843 mereka menikah  dengan dua bersaudara . Chang menikah dengan Adelaide Yates dan Eng menikah dengan Sarah Anne Yates . Chang das istrinya memiliki 10 anak sedangkan Eng dan istrinya memiliki 12 anak.
    Chang dan Eng meninggal pada hari yg sama pada tahun 1874.

    Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Chang_dan_Eng_Bunker

    MIMISAN PADA KEHAMILAN

    Kehamilan adalah suatu anugerah Tuhan yg sangat diharapkan bagi hampir semua pasangan suami istri yg baru menikah. Saat seseorang wanita  lagi hamil , terjadi perubahan dalam keseimbangan hormon progesteron. Peningkatan hormon progesteron selama kehamilan merupakan hal yg fisiologis dalam upaya untuk mempersiapkan organ reproduksi wanita dalam keadaan optimal sehingga kehamilan dapat berjalan dgn baik sampai proses kelahiran. Namun ,peningkatan hormon progesteron selama kehamilan memberi dampak yg kadang sedikit mengganggu, walaupun tidak harus terjadi pada setiap wanita yg hamil.
    Mimisan pada wanita yg lagi hamil (tidak ada riwayat mimisan sebelum hamil), kadang sering terjadi. Patofisiologi kejadian mimisan pada wanita yg lagi hamil adalah karena terjadinya vasodilatasi pembuluh darah di hidung   Vasodilatasi pembuluh darah di hidung merupakan salah satu akibat dari peningkatan hormon progesteron.  Jadi jangan bingung lagi kalau menemukan kasus mimisan pada ibu hamil .

    MIMISAN

    Mungkin diantara kita, apalagi kita sebagai orang  tua kadang bingung menghadapi seorang anak yg mimisan.

    Mimisan yg dalam bahasa medisnya disebut epistaksis adalah keluarnya darah dari hidung, rongga hidung dan nasofaring. Ditilik dari penyebab epistaksis dapat dikelompokkan menjadi dua :
    1. Lokal (trauma,terjatuh,benda asing di hidung, perubahan lingkungan yg mendadak mis: dalam penerbangan atau pergi ke daerah pegunungan )
    2. Sistemik (penyakit jantung dan pembuluh darah, gangguan pembekuan darah, Hipertensi, demam berdarah dengue, cuaca dingin dll.

    Prinsip penanganan mimisan adalah :
    1. Menghentikan perdarahan
    2. Mencegah komplikasi (syok dan anemia)
    3. Mencegah terulangnya epistaksis
    Tindakan dalam menghadapi epistaksis :
    • Jangan panik adalah tindakan awal yg sangat bijaksana, karena 90% kasus mimisan dapat berhenti sendiri .
    • Upayakan posisi kepala lebih tinggi dari jantung
    • Periksa vital sign (kami pernah menemukan kasus epistaksis dgn sebab hipertensi, epistaksis berhenti sendiri setelah TD di turunkan)
    • Lakukan anamnesis sebaik baiknya untuk memperoleh data awal apakah penyebab mimisan nya lokal atau sistemik.
    • Pemeriksaan dgn speculum hidung, untuk membersihkan perdarahan dan observasi tempat penyebab perdarahan , perdarahan posterior lebih sulit diatasi karena sumber perdarahan suli dicari.
    • Lakukan tamponade sumber perdarahan dgn menekan kedua cuping hidung dgn ibu jari dan jari telunjuk selama 5-10 menit/atau drain tampon (kalau sumber perdarahan anterior)
    Pemasangan infus harus dipertimbangkan  untuk mengantisipasi shok. Pemberian obat hemostatik dapat diberikan. Antibiotik diberikan sesuai dgn kondisi penderita.

    CEGUKAN ALIAS HICK UP

    Mungkin kita pernah mengalami cegukan, rasanya cukup menjengkelkan. Sialnya kadang saat kita mau ketemu relasi atau atasan tiba-tiba cegukan terjadi..bisa berabe urusan kita.
    Cegukan atau hick up dalam istilah medis disebut singultus. Patofisiologi cegukan adalah kontraksi yg tiba-tiba dari diafragma dan terjadi beberapa kali menit. Diafragma secara anatomi berbentuk seperti kubah dan berbentuk lembaran otot yg memisahkan paru-paru dengan rongga perut. Secara fisiologi, saat kita melakukan inspirasi maka diafragma akan bergerak kebawah dan bersama otot pernafasan lainnya akan menyebabkan udara masuk kedalam paru-paru kita. dan saat kita melakukan ekspirasi maka diafragma akan bergerak ke atas.
    Pada kejadian cegukan , terjadi abnormalitas dari otot-otot diafragma yg secara tiba-tiba mengalami spasme (kejang) dan bergerak ke bawah. akibatnya adalah masuknya udara secara tiba-tiba kedalam paru-paru(inspirasi) dan menutupnya klep tenggorokan/epiglotis secara tiba-tiba. proses ini yg menyebabkan suara saat kita cegukan (hik........)

    PENANGANAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN

    Bagi teman-teman tenaga kesehatan di perifer/daerah, faktor geografis, transportasi, dan pusat rujukan yg jauh kadang menjadi kendala jika menghadapi kasus-kasus gawat darurat. Penanganan yg tepat dan cepat sebelum pasien kita rujuk ke tempat pelayanan kesehatan yg lebih memadai, merupakan hal yg harus kita miliki. Belum semua kabupaten kota di Indonesia memiliki dokter spesialis bedah atau obsteri dan Gynekologi.
    Pengetahuan yg memadai dan keberanian dalam membuat tindakan (sesuai porsi) sangat diperlukan dalam kasus kegawat daruratan.
    Perdarahan setelah melahirkan merupakan contoh kasus yg sering terjadi dan masih menjadi penyebab kematian tertinggi ibu melahirkan di Indonesia.
    Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan lebih dari 500 ml  setelah ibu melahirkan  atau perdarahan yg melebihi normal yg menyebabkan perubahan tanda vital ibu (ibu mengaku lemah,pandangan gelap, keringat dingin, hiperapnea, tekanan darah sistolik,90 mmhg, Nadi > 100 x/menit, Hb < 8g%).

    Secara umum ada ada 5 penyebab perdarahan setelah melahirkan :
    1. Robekan jalan lahir
    2. Plasenta teringgal
    3. Retensio plasenta
    4. Atonia uteri dan
    5. Kelainan pembekuan darah
    Prinsip pengendalian A(air way), Breathing(B) dan C(cirkulasi), merupakan prinsip pertama yg harus diupayakan penanganannya segera dalam  setiap kasus kegawat daruratan.

    1. Robekan jalan lahir : cari segera sumber perdarahan dan lakukan penghentian perdaran dgn melakukan ligasi. Metode lakukan dgn menjepit pembuluh darah yg terputus dgn klem arteri akan membantu kita seandainya terdapat sumber perdarahan yg banyak. Lakukan penjahitan lapis demi lapis dari setiap bagian yg robek.
    2. Plasenta teringgal, kasus ini masih cukup sering terjadi, apalagi tdk dipungkiri masih ada persalinan yg dilakukan bukan oleh nakes (terutama di daerah). Penanganan KALA III yg kurang baik juga dapat menyebabkan teringgalnya plasenta. Plasenta dlam kadaan normal akan keluar paling lama 30 menit setelah bayi keluar. Manajemen aktif kala III adalah : segera suntikan oksitosin 10 unit im segera bayi lahir, lakukan peregangan tali pusat terkendali dan massage uterus. Setelah 30 menit plasenta belum keluar  lakukan manual plasenta.
    3. Retensio plasenta. Sisa plasenta/selaput ketuban yg masih teringgal dapat menyebabkan perdarahan postpartum dini atau perdaraha post partum lambat (6-10 hari setelah melahirkan). Pengeluaran sisa plasenta dilakukan secara kuretase.
    4. Atonia uteri, terjadi bila miometrium tidak berkontraksi, dan uterus teraba lunak.(2/3 perdarahan post partum disebabkan karena atonia uteri). Lakukan massage uterus dan kompresi bimanual interna (KBI) selama 5 menit, ajarkan keluarga pasien melakukan kompresi bimanual eksterna (KBE), injeksikan metyl ergometrim 0,2 cc im. Pasang infus RL + 20 IU oksitosin dan di guyur. segera siapkan rujukan dan lanjutkan pemberian infus RL + 20 IU oksitosin  minimal 500 cc/jam hingga mencapai tempat rujukan.
    Sumber: Pelatiahan Pelayanan Obsteri Dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED)

      Jus Jambu Biji dan Manfaat bagi Demam Berdarah

      Bukan hal yg baru bagi kita semua tentang manfaat minum jus jambu biji terhadap penyembuhan penyakit Demam Berdarah Dengue(DHF)/penyakit demam berdarah. Sudah banyak peneliti yg mencoba mempelajari khasiat jus jambu biji ini.
      Penyakit Demam Berdarah adalah penyakit yg masih menjadi masalah sampai saat ini. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk Aedes Agypty betina. Angka kematian karena DHF masih cukup tinggi, hal ini disebabkan karena terjadi kebocoran plasma, yg terlihat dari timbulnya bintik-bintik perdarahan/ptechie ataupun perdarahan berupa mimisan dll. Hal tersebut diatas dapat terjadi karena terjadinya penurunan trombosit., hal ini jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan kejadian Dengue Shok Syndrome yg dapat menyebabkan kematian.
      Prinsip penanganan demam berdarah dengue sebenarnya adalah deteksi awal  diagnosis demam berdarah itu sendiri dan segera memberikan air minum yg banyak /segera berikan cairan infus untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan. Perlu diingat, kematian demam berdarah itu sendiri bukan disebabkan oleh virus denguenya, melainkan keterlambatan pemberian cairan oral/intra vena dan segera melakukan tranfusi jika trombosit menurun.
      Nah....secara umum manfaat dari jus jambu biji dalam pengobatan demam berdarah adalah prinsip dasar dimana segera dilakukan pemberian cairan/jus/kuah sayur ataupun infus dalam upaya mengatasi dehidrsasi yg terjadi pada kasus demam berdarah.
      Beberapa penelitian thd manfaat jus jambu biji memang pernah dilakukan, salah satunya yg dilakukan di FKM UNAIR,Surabaya ( http://adln.fkm.unair.ac.id ). Dimana dalam penelitian tersebut, terjadi peningkatan nilai trombosit terhadap seluruh responden (17 penderita DHF) setelah mengkonsumsi jus jambu. Menurut hemat kami, pemberian jambu biji (dalam penelitian  diatas digunakan jambu merah) dapat diberikan disamping penanganan lainnya sesuai protap penanganan Demam berdarah dengue.

      Anestesi lokal (prokain)


      KATA PENGANTAR
      Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah farmakologi yang berjudul : Obat Anestesi local “Prokain”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah farmakologi.
      Penulis juga mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
      Makalah ini masih jauh dari semppurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
      Akhir kata penulis mengucapakan banyak terima kasih.
                                                                                                                              Penulis, medan. 27 nov 2010
                                                                                                Kelompok V
      DAFTAR ISI
      BAB I PENDAHULUAN
      1.1.Judul kelompok obat
      1.2.Jenis obat-obat yang termasuk kelompok obat anestesi lokal
      1.3.Farmakokinetik anestesi lokal
      1.4.Farmakodinamik anestesi lokal
      1.5.Efek samping anestesi lokal
      1.6.Interaksi obat anestesi lokal
      BAB II PEMBAHASAN
                  2.1 Defenisi prokain
                  2.2.Pengkajian
                        2.2.1. indikasi obat prokain
                        2.2.2. kontraindikasi
                        2.2.3. bentuk sedaiaan obat
                        2.2.4. diagnosis
                              - kelas terapy
                              - nama obat dagang/paten
                              - nama obat generic
                              - rumus bangun
                    2.3. Perencanaan
                         2.3.1. mekanisme kerja obat
                        2.3.2. efek terapy
                        2.3.3. efek samping
                    2.4. Pelaksanaan
                        2.4.1. cara pemberian obat
                        2.4.2. dosis obat
                        2.4.3. nasib obat (farmakokinetik)
                        2.4.4. interaksi obat
      2.5. Evaluasi
      BAB III KESIMPULAN
      DAFTAR PUSTAKA
      LAMPIRAN
      POWER POINT
      BAB I
      PENDAHULUAN
      Obat bius local / anastesi local atau yang sering disebut pemati rasa adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila digunakan secara local pada jaringan saraf dengan kadar yang cukup. Anastetika local atau zat-zat penghalang rasa setempat adlah obat yang pada penggunaan local merintangi secara reversible penerusan impuls-impuls saraf ke SSP dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas atau dingin.
       Obat bius local mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf. Tempat kerjanya terutama di selaput lender. Di samping itu anastesi local mengganggu fungsi semua organ dimana terjadi konduksi/transmisi dari beberapa impuls. Artinya anestesi local mempunyai efek yang penting terhadap SSP, ganglion otonom, cabang-cabang neuromuscular dan semua jaringan otot.
      Sejak tahun 1892 dikembangkan pembuatan anastetika local secara sintesis dan yang pertama adalah prokain dan benzokain pada tahun 1905, yang disusul oleh banyak derivate lain seperti tetrakain, butakain, dan cinchokain. Kemudian muncul anastetika modern seperti lidokain (1947), mepivakain (1957), prilokain (1963), dan bupivakain (1967).
      Sesuai dengan uraian di atas, maka penulis akan membahas lebih lanjut tentang jenis anastesi local yaitu prokain, serta reaksi kerja obat prokain, farmakokinetik, farmakodinamik, efek samping, interaksi obat, pengkajian, perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi dan berbagai hal lain yang berkaitan dengan prokain.

      I.I  Judul kelompok obat
      Di dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai anastesi local dimana jenis obat dari anastesi local yang akan di bahas adalah jenis obat yang dikenal dengan prokain. Juga akan dibahas mengenai farmakokinetik, farmakodinamik,efek samping , interaksi obat, pengkajian, serta pelaksanaannya.

      1.2  Jenis obat-obat yang termasuk kelompok obat
      Anastesi local dapat digolongkan secara kimiawi dalam beberapa kelompok sebagai berikut :
      a.       Senyawa-ester (PABA) : kokain, benzokain,prokain, oksibuprokain, dan tetrakain ;
      b.      Senyawa-amida : lidokain dan prilokain, mepivakain dan bupivakain, cinchokain, artikain, dan pramokain;
      c.       Lainnya : fenol, benzilalkohol, cryofluo-ran, dan etilklorida.
      Semua obat tersebut di atas adalah sintetis, kecuali kokain yang alamiah.
      I.3  Farmakokinetik
      Distribusi :
      Semua anestesi local tidak baik diabsorpsi di saluran cerna setelah pemakaian secara oral, kecuali untuk kokain. Hampir semua anestesi local mengalami first-pass effect di hepar sehingga obat dimetabolisme menjadi metabolit inaktif. Anestesi local diabsorpsi dengan kecepatan yang berbeda pada membrane mukosa yang berbeda. Pada mukosa trakea, absorpsi yang terjadi hampir sama dengan pada pemberian secara intravena. Pada mukosa faring, absorpsi lebih lambat dan pada mukosa esophagus dan kandung kemih, absorpsi lebih lambat dari aplikasi topical faring. Sedangkan kecepatan absorpsi anestesi local pada pemberian secara parenteral, tergantung pada vaskularisasi tempat injeksi dan vasoaktivitas obat. Pemberian anestesi local secara intravena merupakan cara pemberian yang memungkinkan kadar obat dalam darah mempunyai level yang palng tinggi dalam waktu yang cepat.
      Distribusi :
      Ketika anestesi local masuk ke peredaran darah, mereka didistribusikan keseluruh jaringan tubuh.
      Metabolisme :
      Toksisitas tergantung pada keseimbangan absorpsi dengan metabolism, Senyawa ester hidrolisisnya di plasma dengan bantuan enzim pseudokolinesterase. Makin cepat keccepatan hidrolisis, makin kecil potensi toksisitas anestesi local.biotrasnformasi anestesi local amida lebih kompleks daripada golongan ester.
      Organ metabolism lidokain, etidokain, bupivakain di hepar sedangkan prilokain, dimetabolisme di hepar dan paru-paru.
      Ekskresi :
      Organ utama proses ekskresi adalah ginjal. Fungsi ginjal yang sehat merupakan factor yang berperan penting pada proses ekskresi. Senyawa ester sejumalah besar dimetabolisme sehingga hanya sejumlah kecil yang tidak mengalami perubahan. Sedangakan senyawa amida karena lebih kompleks maka bentuk asalnya dapat ditemukan lebih besar di urin.

      1.4  Farmakodinamik
      Efek obat anestesi local :
      ·         Kegelisahan dan tremor
      ·         Kejang
      ·         Mempengaruhi transmisi disambungan saraf otot.
      ·         Kolaps kardiovaskuler
      ·         alergi

      1.5  Efek samping
        Efek samping anestesi local adalah akibat dari efek depresi terhadap SSP dan efek kardiodepresifnya (menekan fungsi jantung) dengan gejala penghambatan pernafasan dan sirkulasi darah. Anestesi local dapat pula mengakibatkan reaksi hipersensitasi, yang seringkali berupa axantema, urticaria, dan bronchospasme alergis sampai adakalanya shock anafilaksis yang dapat mematikan. Yang terkenal dalam hal ini adalah zat-zat dari tipe-ester prokain dan tetrrakain, yang karena itu tidak digunakan lagi dalam sediaan local.
      Reaksi hipersensitivitas tersebut diakibatkan oleh PABA (para-amino-benzoic acid), yang terbentuk melalui hidrolisa. PABA ini dapat meniadakan efek antibaktriil dari sulfoamida, yang berdasarkan antagonism persaingan dengan PABA.
      Oleh karena itu, terapi dengan sulfa tidak boleh dikombinasi dengan penggunaan ester-ester tersebut.

      1.6  Interaksi Obat
      Pusat mekanisme kerjanya terletak di membran sel. Seperti juga alkohol dan barbital, anestetika lokal menghambat penerusan impuls dengan jalan menurunkan permeabilitas membran sel saraf untuk ion-natrium, yang perlu bagi fungsi saraf yang layak. Hal ini disebabkan adanya persaingan dengan ion-ion kalsium yang berada berdekatan dengan saluran-saluran natrium di membran sel saraf. Pada waktu bersamaan, akibat turunnya laju depolarisasi, ambang kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat Iaun meningkat, sehingga akhirnya terjadi kehilangan rasa setempat secara reversible.
      BAB II
      PEMBAHASAN
      2.1  Defenisi
      Prokain adalah ester aminobenzoat untuk infiltrasi, blok, spinal, epidural, merupakan obat standart untuk perbandingan potensi dan toksisitas terhadap jenis obat-obat anestetik local lain.
      2.2  Pengkajian
      2.2.1.  Indikasi
      Diberikan intarvena untuk pengobatan aritmia selama anestesi umum, bedah jantung, atau induced hypothermia.
      2.2.2.  Kontraindikasi
      Pemberian intarvena merupakan kontraindikasi untuk penderita miastemia gravis karena prokain menghasilkan derajat blok neuromuskuler. Dan prokain juga tidak boleh diberikan bersama-sama dengan sulfonamide.
      2.2.3. Bentuk sediaan obat
      2.2.4. Diagnosis
      ·         Kelas therapy : obat anastesi
      ·         Sub kelas therapy : anestesi local
      ·         Nama obat dagang : novokain,etokain, gerovital
      ·         Nama obat generic : prokain
      ·         Rumus bangun :     
                                        
      2.3. Perencanaan
      2.3.1. Mekanisme kerja obat
      Pemberian prokain dengan anestesi infiltrasi maximum dosis 400 mg dengan durasi 30-50, dosis 800 mg, durasi 30-45
      Pemberian dengan anestesi epidural dosis 300-900, durasi 30-90, onset 5-15 mnt
      Pemberian dengan anestesi spinal : preparatic 10%, durasi 30-45 menit.
      2.3.2. Efek therapy
      Pada penyuntikan prokain dengan dosis 100-800 mg, terjadi analgesia umum ringan yang derajatnya berbanding lurus dengan dosis. Efek maksimal berlangsung 10-20 menit, dan menghilang sesudah 60 menit. Efek ini mungkin merupakan efek sentral, atau mungkin efek dari dietilaminoetanol yaitu hasil hidrolisis prokain.
      2.3.3. Efek samping
      Efek samping yang serius adalah hipersensitasi,yang kadang-kadang pada dosis rendah sudah dapat mengakibatkan kolaps dan kematian. Efek samping yang harus dipertimbangkan pula adalah reaksi alergi terhadap kombinasi prokain penisilin. Berlainan dengan kokain, zat ini tidak mengakibatkan adikasi.

      2.4. Pelaksanaaan
      2.4.1. Cara pemberian obat.
      Cara pemberian obat bius prokain deberikan secara injeksi interavena pada atau sekitar jaringan yang akan di anestesi, sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan di jaringan yang terletak lebih dalam, misalnya: pada praktek THT atau pencabutan gigi.
      2.4.2. Dosis pemberian obat
      Dosis 15 mg/kgbb. Untuk infiltrasi : larutan 0,25-0,5 dosis maksimum 1000 mg. onset : 2-5 menit, durasi 30-60 menit. Bisa ditambah adrenalin (1 : 100.000).
      Dosis untuk blok epidural (maksimum) 25 ml larutan 1,5%.
      Untuk kaudal : 25 ml larutan 1,5%.
      Spinal analgesia 50-200 mg tergantung efek yang di kehendaki, lamanya 1 jam.
      2.4.3. Nasib obat (farmakokinetik)
      Absorpsi berlangsung cepat dari tempat suntikan dan untuk memperlambat absorpsi perlu ditambahkan vasokonstriktor. Sesudah diabsorpsi, prokain cepat dihidrolisis oleh esterase dalam plasma menjadi PABA dan dietilaminoetanol. PABA diekskresi dalam urine, kira-kira 80% dalam bentuk utuh dan bentuk konjugasi. 30% dietilaminoetanol ditemukan dalam urine, dan selebihnya mengalami degradasi lebih lanjut.
      2.4.4. Interaksi obat
      ü  Prokain dan anestetik local lain dalam badan dihidrolisis menjadi PABA(para amino benzoic acid), yang dapat menghambat daya kerja sulfonamide. Oleh karena itu sebaiknya prokian dan asnestetik local lain tidak diberikan bersamaan dengan terapi sulfonamide.
      ü  Prokain dapat membentuk garam atau konjugat dengan obat lain sehingga memperpanjang masa kerja obat tesebut. Misalnya garam prokain penisilin dan prokain heparin.

      2.5. Evaluasi
      Sebagai anestetik local, prokain pernah digunakan untuk anesthesia infiltrasi, anesthesia blok sararf, anesthesia spinal, anesthesia epidural dan anesthesia kaudal. Namun karena potensinya rendah, mula kerja lambat serta masa kerjanya pendek, maka penggunaannya sekarang ini hanya terbatas untuk anesthesia blok saraf.
      Di dalam tubuh,prokain akan dihidrolisis menjadi PABA, yang dapat menghambat kerja sulfonamide.
      BAB III
      KESIMPULAN
      Anestesi lokal atau yang sering disebut pemati rasa adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila digunakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar yang cukup. Anestesi lokal bekerja pada tiap bagian susunan saraf dengan cara merintangi secara bolak- balik penerusan impuls-impuls saraf ke Susunan Saraf Pusat (SSP) dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas atau rasa dingin.
      Anestesi lokal mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf. Tempat kerjanya terutama di selaput lendir. Disamping itu, anestesia lokal mengganggu fungsi semua organ dimana terjadi konduksi/transmisi dari beberapa impuls. Artinya, anestesi lokal mempunyai efek yang penting terhadap SSP, ganglia otonom, cabang-cabang neuromuskular dan semua jaringan otot.
      Anastesi local dapat digolongkan secara kimiawi dalam beberapa kelompok sebagai berikut :
      a.       Senyawa-ester (PABA) : kokain, benzokain,prokain, oksibuprokain, dan tetrakain ;
      b.      Senyawa-amida : lidokain dan prilokain, mepivakain dan bupivakain, cinchokain, artikain, dan pramokain;
      c.       Lainnya : fenol, benzilalkohol, cryofluo-ran, dan etilklorida.
      Semua obat tersebut di atas adalah sintetis, kecuali kokain yang alamiah.
      Prokain adalah ester aminobenzoat untuk infiltrasi, blok, spinal, epidural, merupakan obat standart untuk perbandingan potensi dan toksisitas terhadap jenis obat-obat anestetik local lain.
      Diberikan intarvena untuk pengobatan aritmia selama anestesi umum, bedah jantung, atau induced hypothermia.
      Pemberian intarvena merupakan kontraindikasi untuk penderita miastemia gravis karena prokain menghasilkan derajat blok neuromuskuler. Dan prokain juga tidak boleh diberikan bersama-sama dengan sulfonamide.
      Sediaan suntik prokain terdapat dalam kadar 1-2% dengan atau tanpa epinefrin untuk anesthesia infiltrasi dan blockade saraf dan 5-20% untuk anestesi spinal.sedangkan larutan 0,1-0,2 % dalam garam faali disediakan untuk infuse IV. Untuk anestesi kaudal yang terus menerus, dosis awal ialah 30 mlnlarutan prokain 1,5%.


      DAFTAR PUSTAKA
      Mardjono,Mahar.(1995).Farmakologi dan Terapi Edisi 4,Jakarta,Gaya Baru.
      Mardjono, Mahar.(2007). Farmakologi dan Terapi Edisi 5, Jakarta, Gaya Baru.
      www.gudangmateri.com/2010/03/farmakologi.

       
      SUSUNAN SARAF OTONOM (Asetilkolin)

      Sistem saraf otonom (SSO) terdiri dari sistem simpatis dan para simpatis. Susunan saraf simpatis disebut juga sebagai syaraf adrenegik karena bila dirangsang ujung sarafnya akan melepaskan adrenalin (na), sedangkan susunan saraf para simpatis disebut sebagai syaraf kolinergik karena bila dirangsang ujung sarafnya akan melepaskan asetilkolin (Ach).
      Secara umum dapat dikatakan bahwa system simpatis dan parasimpatis memperlihatkan fungsi ang antagonistic. Bila satu menghambat suatu fungsi, maka yang lain memacu fungsi tersebut. Contohnya adalah midralisis terjadi dibawah pengaruh saraf simpatis, sedangkan miosis dibawah pengaruh parasimpatis.
      Oragan tubuh umumnya dipersarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis, dan tonus yang terlihat merupakan hasil perimbangan kedua system tersebut. Inhibisi salah satu system oleh obat maupun akibat denervasi menyebabkan aktivitas organ tersebut didominasi oleh system yang lain. Tidak semua organ terjadi antagonisme ini, kadang-kadang efeknya sama, misal pada air liur. Sekresi liur dirangsang baik oleh saraf simpatis maupun parasimpatis, tetapi secret yang dihasilkan berbeda kualitasnya; pada perangsangan simpatis liur kental sedangkan parasimpatis liur lebih encer.
      Sesuai dengan uraian diatas maka penulis akan membahas lebih  lanjut tentang susunan saraf parasimpatis,asetilkolin serta reaksi kerja obat asetilkolin, farmakokinetik, farmakodinamik, Interaksi obat, pengkajian, perencanaan, serta evaluasi dan berbagai hal yang berkaitan dengan asetilkolin.
       
      1.1         Obat yang bekerja pada saraf parasimpatis
      Sistem saraf parasimpatis adalah bagian saraf otonom yang berpusat dibatang otak dan bagian kelangkang sum-sum belakang yang mempunyai dua reseptor terhadap reseptor muskarinik dan reseptor nikotik.

      1.2   Obat-obat yang yang termasuk kelompok obat
      v   Asetilkolin (Ach)
      v   Fisostigmin(Eseri,Anticholium)
      v   Neostigmin(Prostigmin)
      v   Piridostigmin (Mestinon)
      v   Distigminbromida (ubretid)

      1.3         Farmakokinetik
      Ester kolin kurang diserap dan didistribusi kedalam SSP dari saluran cerna (kurang aktif per oral),namun kepkaan nya untuk di hidrolisa oleh kolinestrase sangat berbeda.Asetilkolin sangat cepat dihidrolisa sehingga untuk mencapai efek yang memuaskan obat ini harus diberikan melalui infus secara IV dalam dosis besar.efek asetilkolin yang dibelikan dalam bentuk bolus besar IV diperoleh selama 5-20 detik,sedangkan suntikan IM dan SC hanya memberikan efek lokal. Metakolin lebih tahan 3 kali terhadap hidrolisa dan dapat memberikan efek sistemik walaupun diberikan secara SC.

      1.4         Farmakodinamik
      Aktifasi sistem saraf para simpatis memodifikasi fungsi organ melalui 2 mekanisme utama. Pertama, asetilkolin yang dilepas dari saraf para simpatis dapat mengaktifkan reseptor muskarinik pada organ efektor unuk mengubah fungsinya secara langsung. Kedua, asetilkolin yang dilepas dari saraf para simpatis dapat berinteraksi dengan reseptor muskarinik pada ujung saraf untukmenghambat pelepasan neurotransmiternya. Melalui mekanisme ini, asetilkolin yang dilepas dan kemungkinan, mensirkulasi agonis muskarinik secara tidak langsung mengubah fungsi organ dengan memodulasi efek para simpatis dan sistem saraf simpatis serta kemungkinan juga sistem nonkolinergik, dan adrenergik.

      1.5         Efek samping
      Dapat menimbulkan banyak keringat, ludah, nause, muntah dan diare, yang merupakan tanda naiknya tonus parasimpatikus.

      1.6         Interaksi obat
      Pemakain obat tidak dapat diberikan secara per-oral karena obat tersebut dihidrolisis oleh asam lambung, karena cara kerjanya terlalu singkat sehingga segera dihancurkan oleh asetilkolinestrase atau outirilkolinestrase.

      PEMBAHASAN

      2.1.Definisi
      Asetilkolin (Ach), ester kolin dengan asam asetat yang merupakan neurotransmitter diberbagai sinaps dan akhiran saraf, sistem saraf simpatis, parasimpatis dan somatik.
      Neostigmin merupaka obat antikolinesterase yang bekerja menghambat hidrolisis asetilkolin dengan berkompetisi dengan asetilkolin untuk enzim asetilkolinesterase dalam transmisi kolinergik. Ia meningkatkan efek kolinergik dengan meningkatkan efek transmisi impuls melalui saraf neuromuskular. Obat ini juga mempunyai efek kolinomimetik langsung tehadap otot rangka dan kemungkinan terhadap sel dan neuron ganglion otonom susunan saraf pusat.   

      2.2.Pengkajian
      2.2.1        Indikasi
      Untuk pengobatan simptomatik miastenia gravis. Manfaatnya yang paling besar adalah untuk terapi jangka panjang, dimana tidak terdapat kesulitan untuk menelan obat. Pada krisis miastenia akut, dimana timbul kesulitan untuk bernapas dan menelan, maka harus digunakan bentuk parenteral. Pasien dapat segera diganti obatnya dengan bentuk orl jika suadah dapat menelan. 
      2.2.2.      Kontraindikasi
      Dapat mengakibatkan insufisiensi jantung, angina pektoris, asma bronkus dan hipertireosis.
      2.2.3.      Bentuk sedian obat
      Diperoleh sebagai bubuk kering dan dalam ampul berisi 200 mg.
      Dosisnya: 10-100 mg melalui IV
      2.2.4.      Diagnosis
      ·         Kelas terapi                       : Obat Kardiovaskular
      ·         Sub kelas terapi                 : Sistem saraf parasimpatis
      ·         Nama obat dagang                        : - Anti cholium,
        - Mistinon
        - Ubretid
      ·         Nama obat generiknya      : - Fisotigmin
                    - Neostigmin bromida
                    - Piridostigmi bromida
                    - Distigmin bromida.      

      2.3.      Perencanaan
      2.3.1.      Mekanisme Kerja Obat
      Asetilkolin bekerja terjadi akibat setelah terikat pada raseptornya, ketelapaan membrane sel terhadap ion natrium, kalium dan kalsium akan dipengaruhi. Pada otot polos, sel ganglion dan pada ujung plat motorik, asetilkolin meninggikan ketelapaan natrium jauh lebih besar daripada untuk kalium, akibatnya terjadi depolarosasi. Sebaliknya pada sel pacu jantung dijantung, ketelapaan kalium yang lebih ditingkatkan dan ini akan menyebabkan terjadinya hiperpolarisasi, dan akibatnya frekuensi jantung turun.
      2.3.2.      Efek terapi
      Jantung                                       : Denyut diperlambat
      Arteri koronari                           : Kontriksi
      Pembuluh darah perifer             : Vasodilatasi
      Tekanan darah                            : Turun
      Bronkus                                      : Kontriksi
      Kelenjar ludah                            : Sekresi bertambah
      Kelenjar lakrimalis                     : Sekresi bertambah
      Pupil mata                                  : Kontriksi
      S.P.M                                         : Peristaltik bertambah
      Kelenjar–kelenjar S.P.M            :  Sekresi bertambah
      Kelenjar keringat                        : Ekserasi berkurang
      2.3.3.      Efek samping
      SSP                                      : Sakit kepala
      Mata                                     : menyebabkan miosis
      Kardiovaskuler                      : Dapat mengurangi tahanan vascular tepi dan mengubah denyut jantung
      Respirasi                               : Dapat menimbulkan efek besar pada pasien    asma
      Saluran cerna                        : Meningkatkan sekresi dan aktivitas motor usus
      Saluran genitaurinariu            : Banyaknya miksi

      2.4.            Pelaksanaan
      2.4.1        Cara Pemberian Obat
      Obat ini diberikan melalui infus secara IV dalam dosis besar. Efek asetilkolin yang diberikan dalam bentuk bolus besar IV diperoleh selama 5-20 detik, sedangkan suntikan IM dan SC hanya memberikan efek lokal. Metakolin lebih tahan 3 kali terhadap hidrolisa dan dapat memberikan efek sistemik walaupun diberikan secara SC
      2.4.2.      Dosis Obat 
      Dosis obat yang dibutuhkan untuk menghasilkan efek optimal berkisar antar 15-375mg sehari.untuk beberapa keadaan dosis, perlu ditingkatkan melebbihi dosis ini, tetapi kemungkinan menimbulnya krisis koliner-gik harus dipertimbangkan. Dosis rata-ratanya adalah 10 tablet (150mg) yang diberikan selama 24 jam. Interval waktu antara pemberian dosis sangat penting. Dosis perlu disesuaikan tiap pasien dan dilakukan perubahan jika perlu.
      2.4.3.      Nasib obat (farmakokinetik)
      Nasib obat dalam tubuh antara lain:
      a.       Absorbsi: diabsorbsi lewat pembuluh darah
      b.      Metabolisme bentuk: dimetabolisme oleh pembuluh darah
      c.       Ekresi : diekresi oleh urine,keringat,dan air liur
      2.4.4.      Interaksi obat
      Beberapa antibiotik terutama neomisin, strepsomisin,dan kanamisin, mempunyai efek penghambat non-depolarisasi yang kecil tetapi definitif, sehingga meningkatkan efek penghambat neuromuskular. Antibiotik ini hanya boleh diberikan pada pasien miastenia gravis jika mempunyai indikasi definitif dan harus dilakukan penyesuaian dosis obat antikolenesterasenya. Anestetik lokal dan umum, antiaritmia dan obat lain yang dapat mempengaruhi teransmisi neuromuskular harus diberikan dengan hati-hati pada pasien dengan miastenia gravis, sedangkan dosisnya mungkin perlu ditingkatkan.
      2.4.5.      Evaluasi
      o  Untuk mencegah terjadinya peningkatan pembuluh darah perifer
      o  Untuk mencegah terjadinya penyakit iskemik.

      KESIMPULAN
      Sistem saraf parasimpatis adalah bagian saraf otonom yang berpusat dibatang otak dan bagian kelangkang sum-sum belakang yang mempunyai dua reseptor terhadap reseptor muskarinik dan reseptor nikotik.
      susunan saraf para simpatis disebut sebagai syaraf kolinergik karena bila dirangsang ujung sarafnya akan melepaskan asetilkolin (Ach). Dan Efek asetilkolin ini adalah : Jantung: Denyut diperlambat, Arteri koronari: Kontriksi, Tekanan darah: Turun, Pupil mata: Kontriksi, S.P.M: Peristaltik bertambah.

      DAFTAR PUSTAKA

      ·         Gunawan s, dkk. (2007). Farmakologi Dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Gaya Gon
      ·         Katzung G, Betram. (1997). Farmakologi Dasar Dan Klinik. Edisi 6. Jakarta: EGC  
      ·         Mustchler E. (1991). Dinamika Obat. Bandung: ITB
      ·         Purwanto H, dkk. (2008). Data Obat Di Indonesia. Edisi 11. jakarta: PT Muliapurna jaya terbit
      ·         Syaifuddin B. (1996). Anatomi Fisiologi Untuk Anak Perawat. Jakarta: EGC
      ·           http://www.scribd.com/2009

      by, muldianto, susanti, ardin larosa, sarina