Infolinks In Text Ads

Interaksi Obat




Interaksi obat terjadi bila 2 atau lebih obat berinteraksi sedemikian rupa sehingga keefektifan atau toksisitas satu atau lebih obat berubah. Obat-obat yang besar kemungkinannya terlibat dalam interaksi obat adalah : obat yang rentang terapinya sempit, obat yang memerlukan pengendalian dosis yang teliti, dan obat yang menginduksi atau menghambat sistem enzim mikrosom hepatik sitokrom P450 monooksigenase.

Mekanisme interaksi obat:
1.Interaksi farmakokinetika
Dapat terjadi pada berbagai tahap meliputi absorbsi, distribusi, metabolisme, atau ekskresi.
a.Absorbsi saluran pencernaan meliputi kecepatan dan jumlah. Dipengaruhi oleh formulasi farmasetik termasuk bentuk sediaan, pKa dan kelarutan obat dalam lemak disamping pH, flora bakteri, dan aliran darah dalam organ pencernaan (meliputi usus besar, usus halus, usus 12 jari dan lambung).
Bentuk sediaan terutama berpengaruh terhadap kecepatan absorbsi obat, yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi intensitas respon biologis obat. Ukuran partikel bentuk sediaan juga mempengaruhi absorbsi obat. Makin kecil ukuran partikel, luas permukaan yang bersinnggungan dengan pelarut makin besar sehingga kecepatan melarut obat makin besar. Sifat fisika kimia obat, bentuk kristal atau polimorf, kelarutan dalam lemak/air, dan derajat ionisasi juga mempengaruhi absorbsi obat. Faktor biologis saluran cerna meliputi variasi keasaman (pH) saluran cerna, sekresi cairan lambung, gerakan saluran cerna, luas permukaan saluran cerna, waktu pengosongan lambung, dan waktu transit dalam usus, serta banyaknya pembuluh darah pada tempat absorbsi.
Setelah diabsorbsi obat masuk ke cairan tubuh dan didistribusikan ke organ organ dan jaringan seperti otot, lemak, jantung dan hati. Sebelum mencapai reseptor, obat melalui bermacam macam sawar membran, pengikatan oleh protein plasma, penyimpanan dalam depo jaringan dan mengalami metabolisme.
Permukaan sel hidup dikelilingi oleh cairan sel yang bersifat polar. Molekul obat yang tidak terlarut dalam cairan tersebut tidak dapat diangkut secara efektif ke permukaan reseptor sehingga tidak dapat menimbulkan respon biologis. Oleh karena itu molekul obat memerlukan beberapa modifikasi kimia dan enzimatik agar dapat terlarut walaupun sedikit dalam cairan luar sel. Yang penting adalah harus ada molekul obat yang tetap utuh atau dalam bentuk tidak terdisosiasi pada waktu mencapai reseptor dan jumlahnya cukup untuk dapat menimbulkan respon biologis.

3 fase yang menentukan terjadinya aktivitas biologis obat adalah:
1.Fase farmasetik, yang meliputi proses fabrikasi, pengaturan dosis, formulasi, bentuk sediaan, pemecahan bentuk sediaan dan terlarutnya obat aktif. Fasa ini berperan dalam ketersediaan obat untuk dapat diabsorbsi ke tubuh.
2.Fase farmakokinetik, yang meliputi proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat (ADME). Fase ini berperan dalam ketersediaan obat untuk mencapai jaringan sasaran (target) atau reseptor sehingga dapat menimbulkan respon biologis.
3.Fase farmakodinamik yaitu fase terjadinya interaksi obat-reseptor dalam jaringan sasaran. Fase ini berperan dalam timbulnya respon biologis obat.

Setelah obat bebas masuk ke peredaran darah, kemungkinan mengalami proses –proses sebagai berikut :
1.Obat disimpan dalam depo jaringan.
2.Obat terikat oleh protein plasma terutama albumin.
3.Obat aktif yang dalam bentuk bebas berinteraksi dengan reseptor sel khas dan menimbulkan respon biologis.
4.Obat mengalami metabolisme dengan beberapa jalur kemungkinan yaitu :
-Obat yang mula-mula tidak aktif, setelah mengalami metabolisme akan menghasilkan senyawa aktif, kemudian berinteraksi dengan reseptor dan menimbulkan respon biologis ( bioaktivasi).
-Obat aktif akan dimetabolisis menjadi metabolit yang lebih polar dan tidak aktif, kemudian diekskresikan (bioinaktivasi).
-Obat aktif akan dimetabolisis menghasilkan metabolit yang bersifat toksik (biotoksifikasi).
5.Obat dalam bentuk bebas langsung diekskresikan.
Setelah masuk ke sistem peredaran darah, hanya sebagian kecil molekul obat yang tetap utuh atau mencapai reseptor pada jaringan sasaran. Sebagian besar obat akan berubah atau terikat pada biopolimer. Tempat dimana obat berubah atau terikat sehingga tidak dapat mencapai reseptor disebut sisi kehilangan. Distribusi obat pada reseptor dan sisi kehilangan tergantung dari sifat kimia fisika molekul obat, seperti kelarutan dalam lemak/air, derajat ionisasi, kekuatan ikatan obat reseptor, kekuatan ikatan obat-sisi kehilangan dan sifat dari reseptor atau sisi kehilangan. Contoh sisi kehilangan : protein darah, depo-depo penyimpanan, sistem enzim yang dapat menyebabkan perubahan metabolisme obat dari bentuk aktif ke bentuk tidak aktif dan proses ekskresi obat, baik sebelum maupun sesudah proses metabolisme. Depo penyimpanan adalah sisi kehilangan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan obat sebelum berinteraksi dengan reseptor. Ikatan obat-depo penyimpanan bersifat terpulihkan (reversibel), bila kadar obat dalam darah menurun maka obat akan dilepas kembali ke cairan darah. Contoh depo penyimpanan : jaringan lemak, hati, ginjal, dan otot.

b.Ikatan obat protein (pendesakan obat) meliputi obat bebas/ aktif dan obat terikat /tidak aktif.

c.Metabolisme hepatik meliputi induksi enzim (penurunan konsentrasi obat) dan inhibisi enzim (peningkatan konsentrasi obat).

d.Klirens ginjal meliputi peningkatan ekskresi (penurunan konsentrasi obat) dan penurunan ekskresi (peningkatan konsentrasi obat)
Reseptor Obat adalah suatu makromolekul jaringan sel hidup mengandung gugus fungsional atau atom atom terorganisasi, reaktif secara kimia dan bersifat khas, yang dapat berinteraksi secara terpulihkan dengan molekul obat yang mengandung gugus fungsional khas, menghasilkan respon biologis tertentu.

2.Interaksi Farmakodinamika meliputi sinergisme kerja obat, antagonisme kerja obat, efek reseptor tidak langsung, gangguan cairan dan elektrolit.
Pasien yang rentan terhadap interaksi obat :
a.Orang usia lanjut
b.Orang yang minum lebih dari 1 macam obat
c.Pasien yang mempunyai gangguan fungsi ginjal dan hati
d.Pasien dengan penyakit akut
e.Pasien dengan penyakit yang tidak stabil
f.Pasien yang memiliki karakteristik genetik tertentu
g.Pasien yang dirawat oleh lebih dari 1 dokter

Kondisi klinis pasien adalah yang terpenting dalam mengantisipasi perkembangan interaksi obat yang serius. Pasien usia lanjut mempunyai resiko yang lebih tinggi karena beberapa sebab, pasien ini lebih berkemungkinan untuk memperoleh terapi berbagai macam obat, mereka seringkali memiliki gangguan fungsi ginjal dan hati, dan biasanya pemahaman mereka terhadap pengobatan buruk, mengakibatkan banyak masalah, termasuk kepatuhan dalam pengobatan.Banyak dari mereka yang mengalami gangguan degeneratif yang dapat mempengaruhi banyak sistem dan mengganggu mekanisme kompensasi homeostatik.
Kejadian interaksi obat meningkat secara eksponensial dengan jumlah obat yang diminum. Ginjal dan hati adalah organ utama yang berperan dalam eliminasi obat dari tubuh, maka gangguan fungsi ginjal dan hati akan meningkatkan resiko interaksi obat. Contoh obat-obat yang interaksinya bermakna klinis meliputi obat yang rentang terapinya sempit (anti epilepsi, digoksin, lithium, siklosporin, teofilin, warfarin), obat yang memerlukan pengaturan dosis teliti (obat anti diabet oral, antihipertensi), Penginduksi enzim (asap rokok, barbiturat contoh fenobarbital, fenitoin, griseofulvin, karbamazepine, rifampisin), penghambat enzim (amiodaron, diltiazem, eritromisina,fluoksetin,ketokonazol, metronidazol, natrium valproat, cimetidin, ciprofloksasin, verapamil).

Strategi dalam penatalaksanaan interaksi obat meliputi :
a.Hindari kombinasi obat yang berinteraksi dengan resiko obat lebih besar daripada manfaatnya, maka harus mempertimbangkan obat pengganti dengan pemilihan obat pengganti tergantung pada apakah interaksi obat tersebut merupakan interaksi yang berkaitan dengan kelas obat tersebut atau merupakan efek obat yang spesifik.
b.Penyesuaian dosis, jika hasil interaksi obat meningkatkan atau mengurangi efek obat, maka perlu dilakukan modifikasi dosis salah satu atau kedua obat untuk mengimbangi kenaikan atau penurunan efek obat tersebut. Penyesuaian dosis diperlukan pada saat mulai atau menghentikan penggunaan obat yang menyebabkan interaksi.
c.Memantau pasien,jika hal ini dianggap relevan dan praktis. Pemantauan dapat meliputi hal – hal berikut ini :
-Pemantauan klinis untuk menemukan berbagai efek yang tidak diinginkan. Hal ini dapat dilakukan oleh seorang dokter dan informasi ditulis pada catatan medik pasien.
-Pengukuran kadar obat dalam darah. Hal ini dapat diperlukan bila tersedia sarana pemantauan yang memadai dan bila ada pertimbangan interaksi potensial yang berbahaya.
-Pengukuran indikator interaksi, contoh pemantauan international normalized ratio (INR) untuk pasien yang memperoleh pengobatan dengan warfarin.
d.Melanjutkan pengobatan seperti sebelumnya bila interaksi obat tidak bermakna klinis, atau jiak kombinasi obat yang berinteraksi tersebut merupakan pengobatan yang optimal, pengobatan pasien dapat diteruskan tanpa perubahan.

Tahapan KIE


Tahapan proses:
A.Karakteristik Pasien:
-Nama Pasien:
-Usia Pasien :
-Jenis Kelamin :
-Pasien Lama / Pasien Baru :
-Pekerjaan :
- No RM :
- BB / TB :
- Vital Sign :
- Life style :
> mobilitas :
> makanan / minuman yang dikonsumsi (nutrisi ):
> keadaan sosial ekonomi
> Lingkungan
> Aktivitas apa yang harus dibatasi terkait dengan penyakit yang diderita
> Riwayat alergi pasien , mungkin terhadap hewan ? cuaca? Atau hal lain?
> Merokok ? Minum Alkohol ? Fast food n soda Consumptions ?

- Kriteria pemilihan pasien :
Pasien mengalami tiga atau lebih masalah pengobatan
Pasien yang mendapatkan lebih dari 5 macam obat
Pasien yang mendapat obat dengan indeks terapeutik sempit (contoh lainnya,dasar bukti kategori indeks terapi sempit)
Pasien yang mendapatkan obat dengan resiko efek samping obat tinggi
Pasien yang mendapatkan penggunan obat dengan tekhnik – tekhnik khusus
Pasien usia lanjut / geriatric yang kronis
Pasien – pasien yang cenderung inkomplience

B.Karakteristik Penyakit :
- Diagnosa datang :
- Keluhan Penyakit :
- Gejala / Simptom :
- Riwayat penyakit Pasien :
- Pernah ke dokter atau tidak sebelumnya? Apa diagnosis sebelumnya?
- kekambuhan gejala ?
- Deskripsi Penyakit : (semua kategori panyakit yang diderita, detail penyakit secara umum & terkait )
C. Karakteristik obat :
-Nama Obat dan Pabriknya :
 Patent :
 Generik :
-Indikasi :
-Mekanisme kerja obat:
-Kontra Indikasi :
-Efek Samping Obat yang umum terjadi, yang jarang terjadi, dan apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya :
-Dosis / takaran
-Frekuensi pemakaian / aturan pakai
-Saat pemakaian (disertai jam)
-Lama pemakaian (sampai kapan batas pemakaiannya? )
-Yang harus dilakukan bila lupa
-Resiko bila aturan pakai tidak dipenuhi
-Bila obat belum habis masih bisa dipakai lagi atau tidak? Berapa lama batas waktu obat masih layak digunakan?
-Data ED obat ?
-Tanda – tanda kesembuhan
-Cara mengetahui kalau obat rusak atau tidak layak dikonsumsi lagi
-Dosis Maksimal :
-Peringatan :
-Interaksi Obat :
•Interaksi obat dengan obat :
•Interaksi Obat dengan makanan : (jenis makanan apa saja yang mempengaruhi) dan makanan / minuman apa yang harus dihindari ?

- Jenis DRP :
DRP kategori 1 (Pasien memerlukan tambahan terapi Obat )
1.Kondisi yang tidak diterapi
2.Terapi yang sinergis atau potensial
3.Profilaksis atau terapi preventif

DRP kategori 2 ( Pasien mendapat terapi obat yang tidak perlu )
1.Obat Tanpa Indikasi
2.Penggunaan obat yang recreational
3.Terapi non obat lebih tepat (Terapi non farmakologi)
4.Duplikasi Terapi
5.Terapi ROTD yang bisa dihindari

DRP kategori 3 ( Pasien mendapatkan obat yang salah)
1.Bentuk sediaan tidak tepat
2.Adanya kontra indikasi
3.Kondisi yang sukar diobati
4.Obat yang tidak diindikasikan untuk kondisi tertentu
5.Adanya obat yang lebih efektif

DRP kategori 4 ( Pasien mendapatkan dosis terlalu rendah)
1.Dosis salah
2.Frekuensi tidak tepat
3.Durasi tidak tepat
4.Tidak tepat penyimpanan
5.Tidak tepat cara pemberian

DRP kategori 5 ( Pasien mengalami ROTD)
1.Obat yang tidak aman bagi pasien
2.Reaksi alergi
3.Interaksi Obat
4.Meningkatkan atau menurunkan dosis terlalu cepat
5.Efek yang tidak diinginkan

DRP Kategori 6 ( Dosis terlalu tinggi untuk pasien )
1.Dosis yang salah
2.Frekuensi tidak tepat
3.Durasi tidak tepat
4.Interaksi Obat

DRP Kategori 7 ( Pasien tidak patuh )
1.Produk obat tidak tersedia
2.Pasien tidak mampu membeli
3.Pasien tidak bisa menelan dan sejenisnya
4.Pasien tidak memahami instruksi
5.Pasien tidak menyukai obat tersebut
6.Pasien lupa minum obat

-Cara pemakaian obat (lebih baik disertai gambar) termasuk langkah – langkahnya
-Jenis Obat lain yang sejenis dilengkapi pabrik dan sediaannya
-Cara menyimpan obat yang benar
-Cara pembuangan sisa obat
-Perlu tidaknya mengurangi stop pemakaian obat, sebab lupa/ bosan/ sehat/ tak ada efeknya/ ESO ?
-Riwayat alergi terkait obat dan makanan ?
-Solusi dalam mengatasi permasalahan terkait obat dan pasien
-Tingkat kepatuhan pasien dalam minum obat

D. Jenis Konseling yang digunakan :

a)Harus dapat membongkar fenomena ICEBERG (kesulitan obat yang tidak terselesaikan, masalah emosi terpendam yang tidak diketahui dokter dan farmasis, enggan menyatakan masalah yang sebenarnya, melakukan medication error, tidak melaporkan ESO)

b)Mendata masalah konseling terkait dengan hal - hal yang dapat menggagalkan tujuan terapi (buat pertanyaan dan solusi jawaban)

c)Tekhnik untuk mengatasi Hambatan - hambatan dalam konseling obat :
-Adakah hambatan dari pasien , Seperti pasien mengalami gangguan fungsi (mental, penglihatan, pendengaran, buta huruf , gangguan lisan) ?
-Adakah hambatan pasien mengalami gangguan emosi (marah, resah, takut, malu) ?
-Solusi gunakan empati dan terbuka
-Adakah hambatan dari farmasis ? seperti ganngguan vocal? Sikap yang tidak sesuai ? Ruang yang tidak sesuai ?
-Solusi : CLOSER ( C – control distraction, L- Learn toward patien, O – open body postur, S – squarely face patient, E – Eye contact, R – Relax)
-Adakah hambatan dari lingkungan Farmasi ? seperti halangan fisik di farmasi, konter farmasi yang terlalu sesak, dering telephone yang terlalu kuat, sistem panggilan pasien yang tidak tepat, gangguan dari pegawai farmasi, atau pasien lainnya?
-Solusinya? Menyiapkan tempat komunikasi senyaman dan seprivacy mungkin, dan mengurangi atau menghilangkan barier yang dapat berupa barier fisik (lingkungan RS) dan non fisik ( berasal dari pasien atau apoteker )

d)Strategi konseling
- Resep baru :
Three Prime Questions techniques :

1.Bagaimana penjelasan dokter tentang obat anda?
oMasalah dan Simptom apa yang ingin dihilangkan?
oApa yang harus dilakukan ?
oTujuan terapi ?
oPerubahan life style?
oMasalah atau gejala apa yang perlu ditolong?
oApa yang harus dilakukan ?

2.Bagaimana penjelasan dokter tentang cara pakai obat anda?
oData semua obat yang diresepkan dan jelaskan secara detail /terperinci!
oBerapa kali minum obat kata dokter?
oBerapa banyak minum obat kata dokter?
oBerapa lama harus diminum ?
oApa kata dokter bila lupa minum 1 dosis ?
oBagaimana menyimpan obat ?
oApa arti 3 x ? Atau arti aturan minum obat?
oDosis dan cara pakai : Bila lupa minum, Diet khusus, Instruksi khusus.

3.Bagaimana penjelasan dokter tentang harapan setelah minum atau memakai obat anda?
oHasil yang diharapkan
oYang harus diwaspadai
oKemungkinan efek samping
oMenurut dokter efek membaik yang bagaimana yang akan anda alami?
oBagaimana anda tahu bahwa obat ini bekerja
oMenurut dokter efek samping yang bagaimana yang harus anda waspadai ?
oApakah yang harus anda lakukan bila ada efek samping ?
oKewaspadaan apakah yang harus dilakukan selama makan obat ini ?
oApa yang akan anda lakukan bila obat ini tidak bekerja ?
Explore dan identifikasi masalah minum obat
Komunikasi dengan empati & Respon (Aktif listening)
Verifikasi akhir / Final Verification :
Meminta pasien untuk mengulang instruksi
Untuk meyakinkan bahwa pesan tidak ada yang terlewat
Koreksi bila ada mis informasi

Kata – kata :
Hanya untuk meyakinkan bahwa pesan saya tidak ada yang terlewat, dapatkah anda menceritakan kembali cara Anda makan obat ?
Dengarkan pasien, koreksi mis informasi, tekankan kembali hal – hal penting dan tambahkan kekurangan informasi
Tanyakan kepada pasien apakah ada hal – hal yang ingin ditanyakan ?
Kembangkan dan Follow up

-Resep Ulangan :
Metode Show n Tell Techniques :
Untuk obat yang pernah dipakai contoh inhaler
Untuk memastikan pemahaman pasien dan pemakaian obat kronis yang telah dipakai sebelumnya dengan benar
Tekhnik ini mengkombinasikan prime Question dengan verifikasi final ke dalam suatu proses yang pendek
Dimulai dengan farmasis menunjukan obat kepada pasien terkait obat dalam resep dan menerangkan dengan memperagakan cara pakainya, farmasis menuntun dialog dengan memodifikasikan three prime questions:
-Untuk apa anda minum obat ini ?
-Bagaimana anda meminumnya ?
-Masalah apa yang anda alami ?
Perhatikan bahasanya sebab nama dokter dihilangkan sebagai referensi
Karena pasien lama maka dianggap telah lama memakainya dan telah memiliki pengetahuan mengenai obatnya !
Farmasis dapat mendeteksi masalah ketidaktaatan ataupun adanya efek obat yang tidak dikehendaki
Explore dan identifikasi masalah minum obat
Komunikasi dengan empati & Respon (Aktif listening)
Verifikasi akhir, wawancara ditutup dengan tawaran farmasis akan bantuan kepada pasien.
Kembangkan dan Follow up

Menyampaikan informasi terkait dg konseling, merujuk pasien kepada dokter bagi pasien tidak patuh , mendapat efek samping yang berat, tidak mendapatkan manfaat terapi yang optimal.

e)Open Ended Questions
f)Memonitoring dan memotivasi kepatuhan (mengenal secara pasti masalah – masalah lain terhadap penggunaan obat dan detailkan )
g)Pendataan masalah pengambilan obat
-Pasien mengalami masalah terkait Etiket / tidak ?
-Pasien mengerti cara penggunaan obat atau tidak ?
-Pasien tahu kegunaan obat atau tidak ?
-Pasien tahu cara minum obat atau tidak ?
-Pasien menunjukan tanda tanda efek samping obat atau tidak? Apakah ada riwayat alergi sebelumnya? Keluhan terkait obat?
-Pengaturan strategi member tahu secara lisan, information sheet atau melibatkan pihak ketiga.
h)Memuji dan memberikan dukungan terhadap hal – hal benar yang sudah diketahui.
i)Menutup konseling bila pasien sudah paham dan tidak ada lagi pertanyaan seraya memberikan kesempatan dilain waktu bila memerlukan konsultasi kembali.
Terakhir buat simulasi konselingnya(forum Tanya – jawab antara pasien dan farmasis)

Praktek KIE di Apotek


Praktek KIE

Konseling obat merupakan suatu proses untuk membantu pasien mengelola penggunaan obat dan masalah kesehatannya, dimana terdapat proses tukar pikiran dan interaksi langsung dengan pasien. Tujuan utama dengan Konseling dan Informasi Edukasi obat diharapkan pasien lebih taat mengikuti intruksi sehingga dapat tercapai kesembuhan dan kesehatan optimal. KIE merupakan upaya tercapainya patient safety dan merupakan bagian dari Pharmaceutical care patient focus dan medication process management yang bergantung dari attitude, knowledge, skill dari farmasis yang dapat menghasilkan feedback hasil positif / negatif patient safety.

Untuk dapat memberikan counseling yang baik, dibutuhkan keterampilan berkomunikasi, karena counseling merupakan komunikasi 2 arah dengan sasaran mengenalkan pendekatan pasien secara interactive dalam counseling obat. Farmasis harus memfokuskan usaha untuk mengukur pemahaman pasien dengan cara melibatkan pasien secara aktif dalam proses konseling.
Komunikasi yang optimal akan mendukung pertukaran informasi dan pembelajaran yang efektif. Salah satunya yang harus diperhatikan adalah kesiapan tempat komunikasi dibuat senyaman dan seprivasi mungkin untuk mengurangi dan menghilangkan barier baik berupa barier fisik yang berasal dari lingkungan apotik, maupun non fisik yang berasal dari pasien maupun farmasis.
Untuk mengidentifikasi dan mengurangi barier fisik dan non fisik hal hal yang perlu dilakukan meliputi :
1.Meminimasikan barier lingkungan
a.Tingkatkan privasi
Bila tidak dimungkinkan menciptakan ruangan khusus maka dapat dilakukan sebagai berikut : kurangi barier fisik semaksimal mungkin, pusatkan perhatian ke pasien, condongkan badan ke arah pasien, kontak mata, hindarkan interupsi, suara jangan terlalu keras supaya tidak terdengar orang lain.
2.Mengatasi barier dari farmasis
Hindarkan jarak yang tidak tepat (terlalu dekat atau terlalu jauh), hindarkan gerakan – gerakan yang tidak perlu, hindarkan nada suara yang tidak menyenangkan, relax.
3.Menyesuaikan dengan Barrier dari pasien
Farmasis harus peka terhadap pesan non verbal dari pasien. Biasanya adalah barier karena emosi. Apakah dia takut, malu, marah, bahagia? Barier ini harus dicairkan dahulu sebelum counseling dilakukan, dengan memakai empati. Cari tahu apa yang diinginkan pasien, ekspresikan pengertian anda, hindarkan sikap menolak dan tetap membuka diri dan siap.

Beberapa tekhnik verbal untuk melibatkan pasien dalam proses counseling
1.Prime questions
2.Final verification
3.Show and tell

Dengan cara ini farmasis memastikan bahwa pasien memahami dengan benar bagaimana memakai obatnya, bukan hanya memberi informasi. Farmasis akan menanyakan langsung dengan open ended question, mengisi kekurangan informasi bila perlu dan menyimpulkan secara singkat. Dengan cara ini banyak keuntungannya seperti menghemat waktu, tidak membosankan bagi pasien yang telah tahu, proses ini memungkinkan farmasis mengembangkan dialog dengan pasien sehingga menimbulkan kepuasan kedua belah pihak, pada akhir konseling keduanya yakin bahwa pasien memahami pemakaian obatnya, sehingga menghasilkan terapi yang baik.

Ada beberapa tekhnik untuk menyatakan pemahaman kita akan perasaan pasien. Tingkat empati yang sangat dasar adalah respon yang sederhana yang merefleksikan pemahaman farmasis akan perasaan pasien. Tingkat empati level kedua disebut active listening termasuk paraphrasing, mengulang kembali pernyataan pasien merefleksikan emosi dan situasi lingkungan yang menciptakan emosi. Tingkat empati level ketiga pernyataan pemahaman termasuk perasaan dan interpretasi dari masalah yang ada di dasarnya. Ketiga tipe respon ini dipakai sendiri sendiri atau kombinasi sampai keadaan emosi pasien membaik.

KIE memiliki metode dan tekhnik yang berbeda beda seperti dalam pemilihan OTC/ obat bebas, Nutrisi, Herbal/Shinshe, Resep Dokter, Menganalisa dan selektif memilihkan obat untuk pasien yang memiliki penyakit akut, penyakit kronis, Pasien rawat jalan, pasien pulang rawat inap. KIE diberikan dengan basic EBM (Evidence base medicine).Pendekatan KIE perlu sistematis karena pasien mempunyai perilaku penggunaan obat yang sangat bervariasi, farmasis perlu menyelesaikan pengambilan keputusan penggunaan obat dan memberikan solusi yang sistematik disamping farmasis perlu proaktif melakukan penilaian masalah yang konsisten dan mendokumentasikan.

Kriteria pemilihan pasien :
1.Pasien mengalami tiga atau lebih masalah pengobatan.
2.Pasien yang mendapatkan lebih dari 5 macam obat
3.Pasien yang mendapat obat dengan indek terapi sempit
4.Pasien yang mendapatkan obat dengan resiko efek samping obat tinggi
5.Pasien yang mendapatkan penggunaan obat dengan tekhnik- tekhnik khusus
6.Pasien usia lanjut / geriatri yang kronis
7.Pasien yang cenderung incomplience

Dalam menghadapi pasien yang datang dengan pemilihan obat bebas / OTC, Farmasis harus dapat membantu memilihkan dan menjelaskan deskripsi singkat obat tersebut dan peka menyingkap fenomena Iceberg meliputi keadaan pasien yang mempunyai kesulitan tentang obat yang tidak terselesaikan atau penyakit yang tidak kunjung sembuh dimana pasien akhirnya memilih mengobati sendiri sakitnya, pasien enggan menyatakan masalah yang sebenarnya, dan tidak melaporkan efek samping obat serta melakukan medication error. Sedangkan untuk pasien yang pernah menjadi pasien ambulatori atau rawat jalan di RS atau Puskesmas kita dapat menggunakan metode Prime Questions techniques termasuk untuk pasien dengan kasus akut dan show n tell techniques untuk yang kronis.

Pendekatan konseling obat yang berorientasi masalah meliputi :
1.Pengumpulan data termasuk biodata pasien, pemahaman tentang penyakit dan penggunaan obat, bagaimana pasien mengurus pengobatannya, tingkat kepatuhan pasien terhadap pengobatannya.
2.Mendata masalah konseling terkait dengan hal hal yang dapat menggagalkan tujuan terapi.
3.Merancang dan strategi konseling.
Meliputi menyampaikan informasi terkait dengan konseling, dan merujuk pasien kepada dokter bila pasien tidak mendapatkan manfaat terapi yang optimal.
4.Memonitoring dan memotivasi kepatuhan
Tekhnik konseling terdiri dari : memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan konseling obat yang diberikan, melaksanakan metoda konseling (three prime question, final verification, show n tell, open ended question), mendengar aktif dan empatik, follow up konseling.
Metode Three prime question meliputi pertanyaan untuk pasien baru seperti beberapa pertanyaan ulangan untuk mengetahui apakah pasien tersebut mengerti apa yang disampaikan setelah kita memberikan penjelasan mengenai obat yang dipilih seperti simptom apa yang hendak dihilangkan, tujuan terapi, perubahan livestyle, cara pakai (berapa kali sehari, berapa banyak, berapa lama, cara penyimpanan obat) dan harapan kesembuhan. Final Verification terdiri dari meminta pasien untuk mengulang instruksi, meyakinkan bahwa pesan tidak ada yang terlewat, koreksi bila ada mis informasi. Show n tell untuk obat yang pernah dipakai contoh inhaler, suppositoria, atau pasien penyakit kronis, dilakukan untuk memastikan pemahaman pasien.

Informasi terkait obat meliputi nama obat, nama generik obat, khasiat dan kegunaan, tujuan pemakaian obat, dosis atau takaran, cara pemakaian/ rute pemberian, saat pemakaian, frekuensi pemakaian, lama pemakaian, yang harus dilakukan kalau lupa, resiko bila aturan pakai tidak dipatuhi, ESO yang umum terjadi dan apa yang harus dilakukan, obat bebas yang harus dihindari, makanan/minuman yang harus dihindari, aktivitas yang harus dibatasi/ dihindari, cara penyimpanan obat yang benar, cara pembuangan sisa obat, mengurangi stop pemakaian obat bila disebabkan lupa/bosan/sehat/tak ada efeknya/ESO, mengalami ESO, dan hal- hal lain yang ingin diketahui tentang obatnya.

Metode Lain yang digunakan SOAP (contoh SOAPER,SOAPIE,SNOCAMP) , FARM dan PAM.

Pada SOAPER ( plus Education and Return Instructions), SOAPIE (plus Intervention and Evaluation), SNOCAMP ( Subjective, Nature of presenting problem,Objective,Conselling,Assesment,Medical decision making and Plan).

Pada Metode PAM ( Problem,Action,Monitoring) dijelaskan Problem terkait dengan resep itu sendiri (administratif, pharmaceutical, clinic) penyakit, nutrisi, psikososial, pekerjaan, lingkungan. Action berupa upaya untuk mengatasi problem –problem tersebut secara efektif. Monitoring merupakan pemantauan terhadap problem klinik, nutrisi psikososial yang sesuai dengan kondisi pasien (home care).

FARM / Finding Assesment Recommendation Monitoring atau temuan, penilaian, penyelesaian, pemantauan . Langkah pertama dengan Mengidentifikasi masalah terkait obat seperti : obat berlebihan, tidak mendapat obat yang diperlukan, obat tidak efektif, Dosis obat terlalu rendah, reaksi efek samping obat yang tidak diinginkan, dosis obat terlalu tinggi, pasien tidak patuh. Finding atau temuan klinis menunjukan apakah suatu masalah terkait obat potensial atau mungkin terjadi atau memang sudah terjadi. Terdiri dari data demografis pasien seperti nama, usia, jenis kelamin dan semua temuan subjectif maupun objektif terkait. Assesment atau penilaian masalah meliputi bagaimana, derajat , tipe, dan signifikansi masalah, terdapat proses berpikir yang sampai pada kesimpulan atau penilaian bahwa masalah terkait obat memang ada atau tidak dan apakah intervensi atau pemantauan aktif diperlukan atau tidak. Recommendation atau penyelesaian masalah terkait rekomendasi farmasi tentang usulan untuk mengatasi masalah terkait obat dengan pertimbangan semua alternatif pilihan terapi baik terapi farmakologi maupun non farmakologi. Monitoring ditujukan untuk pemantauan endpoint dan outcomes untuk memberikan jaminan pengobatan dapat memberikan hasil yang optimal bagi pasien. Parameter pemantauan untuk menilai efikasi termasuk perbaikan atau hilangnya tanda tanda gejala dan abnormalitas yang tadinya ada pada pasien.

Metode SOAP (Subjective, objectif, assesment, plan). Data subjective meliputi gejala pasien, hal hal yang diamati pada pasien, dan informasi Yng diperoleh mengenai pasien/keluhan pasien. Informasi subjectif bersifat deskriptif dan biasanya tidak dapat dikonfirmasi melalui uji atau prosedur diagnostik. Kebanyakan informasi subjective diperoleh ketika mewawancarai pasien untuk mengumpulkan data riwayat kesehatan pasien ( gejal utama, riwayat penyakit terdahulu dan sekarang, riwayat penyakit keluarga, riwayat sosial, pengobatan, alergi, dan tinjauan organ). Informasi subjective juga dapat diperoleh setelah mengumpulkan riwayat kesehatan awal (deskripsi mengenai efek samping obat, derajat keparahan penyakit berdasarkan skala standar). Sumber utama informasi obyektif adalah pemeriksaan fisik antara lain hasil uji lab, kadar obat dalam darah, dan pemeriksaan diagnostik lain (ECG,EEG, kultur, X-ray, dan uji sensitifitas antibiotik). Assesment atau penilaian sebagai dugaan klinis mengenai masalah penyakit berdasarkan informasi subjective dan objective pasien.penilaian biasanya berupa diagnosis atau diagnosis banding. Rencana/Plan meliputi permintaan uji lab tertentu, memulai, memperbaiki, atau menghentikan terapi. Jika dilakukan perubahan farmakoterapi maka alasan perubahan tersebut harus dijelaskan. Nama obat, bentuk sediaan, waktu/jadwal pemberian, cara pemberian, dan lama terapi harus ditulis. Rencana terapi harus mempunyai tujuan, target yang ingin dicapai yang bersifat spesifik, terukur dan tertulis yang dapat menjelaskan parameter efikasi dan toksisitas yang digunakan untuk menilai apakah tujuan terapi tercapai, untuk mendeteksi atau mencegah efek samping obat.

THE END OF WORLDWEIRD CINEMA?!? And the latest from Mondo Macabro!!

So I'm sure most of you have noticed that there hasn't been much going on here of late. In fact, it's been more than four months since my last post. My thanks to anyone who's still been checking in to see if there's anything new, my apologies to all who might be disappointed that there hasn't been. Truth is, my heart just hasn't been in it. From a personal life in turmoil to a wide range of interests other than movies to often just wanting to sit back and enjoy a film and not have to think about how I'd write about it, the reasons for my absence are many and varied. I'd love to say that this is a temporary hiatus, but I'm not sure. Anyway, this might be my last post for awhile. I need to figure out what my priorities are and get some things straightened out in my head before I can devote my time and concentration to writing about cinema again. But I still love movies, and I love the whole 'Worldweird Cinema' concept and feel there is still great work to be done in this field so I imagine I can’t stay away forever. But before I go off into self-imposed exile, I'd like to whole-heartedly recommended to all of you (however many of you might be left) the two most recent releases by our fave DVD label of all time Mondo Macabro. I speak of course of their two Jess Franco blockbusters SINNER and LORNA THE EXORCIST!



Of course the troubles that have plagued these discs have become the stuff of legend, particularly in the case of LORNA. I will not repeat the litany of obstacles that nearly derailed this release; you can find those at your nearest Google search. I will only praise the immense effort that MM has put into both discs. They are among the best ever presentations of Jess Franco’s work available. The movies are incredible too. SINNER is as solid and foursquare a movie as Franco ever made, but still washes over you with degenerate sex and heady, psychedelic music. The acting is surprisingly good for an early 70s soft sex epic and while a few plot points are muddled, the story is absorbing and solid. LORNA on the other hand, is just completely off its rocker. It is perhaps Franco’s most bizarre and unsettling movie, trading in the uncanny and unhealthy atmosphere that have always pervaded the wayward autuer’s best movies, but here cranked it up to full blast. The cut on this DVD is almost 20 minutes longer than any version ever released on video, with the most important revelation being the long-written-of but-rarely seen dildo initiation scene between starlets Pamela Stanford and Lina Romay. It’s transgressive, disgusting and highly erotic all at once. The United Nations should consider giving Pete Tombs and Andy Starke some sort of medal for unearthing this scene and several others which have fleshed out this morbid and disquieting film. Another key trait to note about both films are their incredible scores. SINNER’s is wild and psychedelic, LORNA’s hypnotic and melancholy, both hold the films together, lending a linear thread to hang the degeneracy and weirdness on.



The DVDs themselves are nearly flawless. SINNER looks as just about as perfect as one could hope for and while the quality of LORNA varies with the different prints used to re-construct this uncut version, it’s practically a miracle that it exists at all. There are great extras as well. Steven Thrower contributes an overview of Franco’s films as well as introductions for each movie. As Thrower is perhaps the most insightful of all cult film critic/historians, these interviews are absolutely must-views for fans of Jess. You will come away with some new perspectives on his bizarre, labyrinth filmography, I promise. Also featured is an exclusive interview with editor Gerard Kikoine, who worked on many of Franco’s pictures during his time making movies for producer Robert De Nesle. He’s quite charming in a very Gallic sort of way and there’s plenty of insight to be gleaned from him about early 70s French exploitation cinema scene. Great stuff. These extras are featured on both discs. Basically, you NEED both of these amazing DVDs, surely among the best and most significant cult releases currently to reach the market in quite awhile.





Next up from Mondo Macabro: STRIP TEASE! Starring Nico! With music by Serge Gainsbourg! Coming May 17th!




So, this probably WON'T be the End Of Worldweird Cinema. Just the last for awhile. I will probably be back after I figure some stuff out about myself. My thanks to the guys at Mondo Macabro and Onar Films for being supportive of what I do and allowing me to review their wonderful product. Thanks to all who've read and offered vocal support. Thanks to all who've read and just enjoyed in silence. Special thanks to Jack J of Denmark for occasionally kicking me in the ass to get back and do something here. If I return it will be in large part due to his unyeilding support. Special thanks also to Lindsey P who supported me and this blog through it's formative years. More Special Thanks to Rebecca S for pushing me to at least finish this entry and inspiring me to do more. Keep checking back, weird-movie fans, who knows what you may come across!

AGAMA DAN KESEHATAN

Manfaat Sholat Bagi Kesehatan

Shalat sebagai tiang agama adalah ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang muslim. Namun, pernahkah terpikirkan manfaat masing-masing gerakan? Sudut pandang ilmiah menjadikan shalat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit!
Mari kita coba simak setiap gerakan dalam ibadah Solat berikut ini :

TAKBIRATUL IHRAM
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.

Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar.
Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

RUKUK Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi
bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.

I'TIDAL
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat: Ftidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih
lancar.

SUJUD
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tumaâninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

DUDUK Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

SALAM
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar & dalam.

PACU KECERDASAN
Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu sikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yamg memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.
Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.

PERINDAH POSTUR
Gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching). Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan salat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.
Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.

MUDAHKAN PERSALINAN
Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-’organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

PERBAIKI KESUBURAN
Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam salat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya
otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih.
Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.

AWET MUDA
Pada dasarnya, seluruh gerakan salat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.
Gerakan terakhir, yaitu salam dan menengok ke kiri dan kanan punya pengaruh besar pada kekencangan. kulit wajah. Gerakan ini tak ubahnya relaksasi wajah dan leher. Yang tak kalah pentingnya, gerakan ini menghindarkan wanita dari serangan migrain dan sakit kepala lainnya.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb

 

SPERMATOPHYTA

 
SPERMATOPHYTA (TUMBUHAN BERBIJI)

Dalam pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep, penemuan pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar beserta isinya yang terdiri dari dua macam yaitu makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik) (Bambang, 1998).

Taksonomi Tumbuhan Tinggi merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari tentang tumbuhan dan proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh-tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup atau mati serta berkembang. Taksonomi tersebut membedakan antara tingkat tumbuhan dari tingkat rendah dan tinggkat tinggi.

Dengan mempelajari taksonomi tumbuhan, kita dapat membedakan berbebagai jenis tumbuhan yang termasuk tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tinggkat tinggi. Pada dasarnya gejala di tampakkan oleh tumbuhan dapat di terang berdasarkan prinsip-prinsip kimia dan fisika, beberapa proses metabolisme tubuh dapat dijelaskan secara rinci tentang prinsip-prinsip kimia dan fisika yang terlibat di mana penjelasan ini telah dapat diterima oleh para ahli fisiologi tumbuan dengan tampa keraguaan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu permasalahan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari Spermatophyta ?
2. Apa saja ciri-ciri tumbuhan Spermatophyta ?
3. Apa saja yang termasuk ke dalam kelompok Gymnospermae?

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dari Spermatophyta
2. Untuk mengetahui ciri-ciri tumbuhan Spermatophyta
3. Untuk mengetahui kelompok Gymnospermae



A. Pengertian Spermatophyta
Spermatophyta berasal dari bahasa Inggris yang berarti tumbuhan berbiji. Sedangkan di Indonesia banyak sekali ditemukan berbagai jenis tumbuhan berbiji yang sampai saat ini tetap dipelihara dan dikembangkan.
Dalam sistem taksonomi modern, kelompok tumbuhan ditempatkan pada berbagai takson. Selain , Angiospermae, kelompok ini disebut juga dengan Anthophyta ("tumbuhan bunga").

dan Sistem Engler menempatkan Angiospermae pada tingkat subdivisio. Sistem Reveal memasukkan semua tumbuhan berbunga dalam subdivisio Magnoliophytina, namun pada edisi lanjut memisahkannya menjadi
Magnoliopsida, Liliopsida, dan Rosopsida. Sistem Takhtajan dan sistem Cronquist memasukkan kelompok ini ke dalam tingkat divisio dengan nama Magnoliophyta.

Sistem Dahlgren dan sistem Thorne (1992) menggunakan nama Magnoliopsida dan meletakkannya pada tingkat kelas. Saat ini, sistem klasifikasi yang paling akhir, seperti sistem APG (1998) dan sistem APG II (2003), tidak lagi menjadikannya sebagai satu kelompok takson tersendiri melainkan sebagai suatu klade tanpa nama botani resmi dengan nama angiosperms (sistem ini menggunakan nama-nama bahasa Inggris atau
diinggriskan untuk nama-nama tidak resmi).

Klasifikasi internal kelompok ini mengalami banyak perubahan. Sistem klasifikasi Cronquist (1981) masih banyak dipakai tetapi mulai dipertanyakan keakuratannya dari sisi filogeni terutama karena bertentangan
dengan hasil-hasil penyelidikan molekular. Kesepakatan umum tentang bagaimana tumbuhan berbunga dikelompokkan mulai tercapai sejak hasil

"Angiosperm Phylogeny Group" (APG) dikeluarkan pada tahun 1998 dan diperbaharui pada tahun 2003 sebagai Sistem klasifikasi APG II. Sistem APG, yang menggunakan konsep kladistika dan banyak
memakai metode pengelompokan statistika (clustering) serta memasukkan data-data molekular, mendapati bahwa monokotil merupakan kelompok monofiletik atau holofiletik, dan menamakannya monocots (bentuk jamak dari monocot), tetapi dikotil ternyata tidak demikian (disebut sebagai kelompok bersifat parafiletik).

Meskipun demikian terdapat kelompok besar dikotil yang monofiletik yang dinamai eudicots atau tricolpates. Nama eudicot berarti "dikotil sejati" karena menunjukkan ciri-ciri yang biasa dinyatakan sebagai ciri khas dikotil, seperti bunga dengan empat atau lima mahkota bunga dan empat atau lima kelopak bunga. Sisa dari pemisahan ini, yang tetap parafiletik, biasa dinamakan sebagai paleodicots (paleoberarti "purba" atau "kuno") untuk kemudahan penyebutan.

B. Ciri-ciri Spermatophyta

Spermatophyta mempunyai ciri antara lain :
1. Makroskopis dengan ketinggian bervariasi
2. Bentuk tubuhnya bervariasi
3. Cara hidup fotoautotrof
4. Habitatnya kebanyakan di darat tapi ada juga yang mengapung di air (teratai)
5. Mempunyai pembuluh floem dan xilem
6. Reproduksi melalui penyerbukan (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi).

Berdasarkan uraian ciri-ciri di atas dapat penulis pahami bahwa Spermatophyta termasuk tumbuhan tinggkat tinggi yang memiliki ketinggian serta bentuknya yang bervariasi serta mempunyai habitat di darat dan memiliki floem serta xilem yang dapat menggunakan penyerbukan dan pembuahan.

Tumbuhan biji dibedakan menjadi dua golongan yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).

a. Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)

Ciri-ciri gymnospermae tidak mempunyai bunga sejati, tidak ada mahkota bunganya. Bakal biji terdapat di luar permukaan dan tidak dilindungi oleh daun buah, merupakan tumbuhan heterospora yaitu menghasilkan dua jenis spora berlainan, megaspora membentuk gamet betina, sedangkan mikrospora menghasilkan serbuk sari, struktus reproduksi terbentuk di dalam strobilus. Dalam reproduksi terjadi pembuahan tunggal.

Gymnospermae dibagi dalam empat kelompok yaitu pinophyta, cycadophyta, ginkgophyta dan gnetophyta. Pinophyta dikenal sebagai konifer, menghasilkan resin/getah, monoesis, daun berbentuk jarum, contohnya Pinus sp. Cycadophyta hidup di daerah tropis dan subtropis, diesis, contohnya Cycas revoluta, Cycas
rumphii, Encephalartos transvenosus. Ginkgophyta hanya mempunyai satu spesies di dunia ini yaitu Ginkgo biloba, diesis, biji tidak di dalam rujung benar-benar terbuka ke udara bebas.

Gnetophyta berbeda dengan kelompok lainnya karena memiliki pembuluh kayu untuk mengatur air pada bagian xilemnya. Contohnya Gnetum gnemon, Epherda dan Welwitschia.

• Manfaat gymnospermae

Ada beberapa manfaat gymnospermae yaitu :

a. Untuk industri kertas dan korek api (Pinus dan Agathis)
b. Untuk obat-obatan (Pinus, Ephedra, Juniperus)
c. Untuk makanan (Gnetum gnemon)
d. Tanaman hias (Thuja, Cupressus, Araucaria).

b. Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)

Angiospermae memiliki ciri antara lain :
• Memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah
• Mempunyai bunga sejati
• Umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba.
• Dalam reproduksi terjadi pembuahan ganda.

Sedangkan dilihat dari strukturnya Angiospermae dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Monocotyledoneae (berkeping satu)

Monocotyledoneae dengan ciri khas antara lain :
1) Mempunyai biji berkeping satu
2) Berakar serabut
3) Batangnya dari pangkal sampai ujung hampir sama besarnya.
4) Tidak bercabang.
5) Akar dan batang tidak berkambium.

Sebagai contoh misalnya : Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), Musa paradisiaca (pisang), Cocos nucifera (kelapa).

b. Dicotyledoneae (berkeping dua).

Dicotyledoneae dengan ciri khas antara lain :
1) Mempunyai biji jumlah kepingnya dua
2) Berakar tunggang
3) Batang dari pangkal besar makin ke atas makin kecil.
4) Batang bercabang
5) Akar dan batang berkambium.

Sebagai contoh misalnya : Casia siamea (johar), Arachis hypogea (kacang tanah), Psidium guajava (jambu biji), Ficus elastica (karet).

C. Pengelompokan Spermatophyta

Dalam klasifikasi tumbuhan modern, Gymnospermae tidak memiliki status taksonomi karena banyak petunjuk bahwa tumbuhan berbunga (Angiospermae, tumbuhan berbiji tertutup) adalah keturunan dari salah satu tumbuhan berbiji terbuka. Pemisahan antara tumbuhan berbiji terbuka dengan berbiji tertutup akan menyebabkan pemisahan yang parafiletik.

Gymnospermae mencakup tiga divisio yang telah punah dan empat divisio yang masih bertahan :

• Bennetophyta, punah
• Cordaitophyta, punah
• Pteridospermophyta, sudah punah namun dianggap sebagai moyang Angiospermae
• Ginkgophyta, dengan hanya satu jenis yang masih bertahan: Ginkgo biloba
• Cycadophyta, pakis haji dan kerabatnya
• Pinophyta, tumbuhan runjung
• Gnetophyta, dengan anggota hanya dua genus: Gnetum (melinjo dan kerabatnya) dan Welwitschia

Sepuluh besar suku tumbuhan menurut banyaknya jenis adalah sebagai berikut:
1. Asteraceae atau Compositae (suku kenikir-kenikiran): 23.600 jenis
2. Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan): 21.950
3. Fabaceae atau Leguminosae (suku polong-polongan): 19.400
4. Rubiaceae (suku kopi-kopian): 13.183
5. Poaceae, Glumiflorae, atau Gramineae (suku rumput-rumputan): 10.035
6. Lamiaceae atau Labiatae (suku nilam-nilaman): 7.173
7. Euphorbiaceae (suku kastuba-kastubaan): 5.735
8. Cyperaceae (suku teki-tekian): 4.350
9. Malvaceae (suku kapas-kapasan): 4.225
10. Araceae (suku talas-talasan): 4.025

Kesepuluh suku di atas mencakup beragam jenis tumbuhan penting dalam kehidupan manusia, baik dalam bidang pertanian, kehutanan maupun industri. Suku rumput-rumputan jelas merupakan suku terpenting karena
menghasilkan berbagai sumber energi pangan bagi manusia dan ternak dari padi, gandum, jagung, jelai, haver, jewawut, tebu, serta sorgum.

Suku polong-polongan menempati tempat terpenting kedua, sebagai sumber protein nabati dan sayuran utama dan berbagai peran budaya lain (kayu, pewarna, dan racun). Suku nilam-nilaman beranggotakan banyak tumbuhan penghasil minyak atsiri dan bahan obat-obatan.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa :

1. Spermatophyta berasal dari bahasa Inggris yang berarti tumbuhan berbiji. Sedangkan di Indonesia banyak sekali ditemukan berbagai jenis tumbuhan berbiji yang sampai saat ini tetap dipelihara dan dikembangkan.

2. Spermatophyta mempunyai ciri antara lain :Makroskopis dengan ketinggian bervariasi, Bentuk tubuhnya bervariasi, Cara hidup fotoautotrof, Habitatnya kebanyakan di darat tapi ada juga yang mengapung di air (teratai), Mempunyai pembuluh floem dan xilem, Reproduksi melalui penyerbukan (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi).

3. Gymnospermae mencakup tiga divisio yang telah punah dan empat divisio yang masih bertahan:Bennetophyta, Cordaitophyta, Pteridospermophyta, Angiospermae, Ginkgophyta, Cycadophyta, Pinophyta, Gnetophyta, Gnetum (melinjo dan kerabatnya) dan Welwitschia

Manfaat Kelapa Muda

Manfaat Kelapa Muda

Pohon kelapa dan buahnya mempunyai sejarah panjang di Indonesia, bahkan merupakan lambang atau pengenal kepulauan Indonesia.

Yang menarik, dalam mitologi Hindu dan menurut Kitab Suci Weda, kelapa merupakan "pohon surgawi." Konon, Dewa Wisnu, membawa pohon kelapa sebagai sumber kesehatan, ketenangan, panjang usia, dan kedamaian.

Pohon kelapa dianggap suci, dan berperan penting dalam semua upacara keagamaan. Dalam kehidupan sehari-hari, hampir semua bagian tanaman kelapa dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Salah satu produk dari kelapa adalah airnya, ternyata dalam larutannya, air buah nyiur ini punya khasiat dan nilai gizi yang luar biasa. Bukan hanya unsur makro berupa nitrogen dan karbon, tetapi juga unsur mikro yang sangat dibutuhkan tubuh ada di air kelapa. Unsur nitrogen di dalamnya berupa protein yang tersusun dari asam amino, seperti alanin, sistin, arginin, alin, dan serin.

Dibandingkan asam amino yang terdapat di susu sapi, asam amino yang terkandung dalam air kelapa ternyata lebih tinggi. Sementara unsur karbon dapat dijumpai dalam bentuk karbohidrat sederhana seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, sorbitol, inositol, dan lainnya. Begitu pula dengan unsur mikro dalam air kelapa berupa mineral yang dibutuhkan sebagai penganti ion tubuh. Layak memang, bila setelah minum kelapa muda tubuh kita terasa kembali segar.

Jika diteliti lebih jauh, air kelapa ternyata juga mengandung beragam vitamin. Di antaranya vitamin C yang dominan, asam nikotinat, asam folat, asam pantotenat, biotin, serta riboflavin. Tak heran jika air kelapa juga dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional sekaligus kecantikan.

Di samping itu, secara khusus, air kelapa kaya akan potasium (kalium). Selain mineral, air kelapa juga mengandung gula (bervariasi antara 1,7 sampai 2,6 persen) dan protein (0,07- 0,55 persen). Karena komposisi gizi yang demikian ini, maka air kelapa berpotensi dijadikan bahan baku produk pangan.

Di Filipina, air kelapa dimanfaatkan untuk proses pembuatan minuman, jelly, alkohol, dektran, cuka, dan nata de coco. Di Indonesia, air kelapa digunakan sebagai minuman (air kelapa muda) dan media pembuatan nata de coco.

Apa saja manfaat air kelapa?

a. Air kelapa berkhasiat sebagai diuretik, yaitu untuk memperlancar pengeluaran air seni. Air kelapa muda dicampur dengan sedikit sari jeruk sitrun bermanfaat untuk mengatasi dehidrasi, juga untuk memerangi gangguan cacing dalam perut anak-anak kecil.

b. Jika air kelapa muda yang dicampur dengan susu amat baik untuk makanan anak. Campuran air kelapa muda tersebut mempunyai khasiat untuk mencegah penggumpalan susu dalam perut, muntah, sembelit, dan sakit pencernaan.

c. Air kelapa juga mempunyai bermacam-macam khasiat sebagai obat. Di antaranya, minum air kelapa muda juga dapat membantu mengatasi pengaruh racun obat sulfa dan antibiotika lain, sehingga menjadikan obat-obat itu lebih cepat diserap darah.

d. Mencuci muka dengan air kelapa secara kontinu tiap hari dapat menyembuhkan atau melenyapkan jerawat, noda-noda hitam, kerutan pada wajah yang datang lebih dini, kulit mengering, dan wajah menjadi tampak berseri.

e. Campurlah air kelapa dengan sedikit madu. Ramuan ini merupakan tonikum yang murah tetapi berkhasiat. Ramuan ini merangsang pusat-pusat seksual tubuh dan meniadakan akibat buruk gairah seksual berlebih.

f. Jerawat membandel dapat diobati dengan campuran 25 gram pasta kunyit dengan segelas air kelapa, lalu dibiarkan selama semalam suntuk, kemudian tambahkan 3 sendok teh bubuk cendana merah. Aduk-aduklah semua bahan tersebut sampai rata, kemudian disimpan lagi tanpa terganggu selama 3 hari. Saringlah ramuan tadi dengan tiga lapis kain kasa. Simpan sari tadi dalam botol, dan oleskan pada muka dua kali sehari hingga jerawat lenyap.

g. Air kelapa juga berkhasiat sebagai obat luka, telapak kaki pecah-pecah, dan eksim. Membuat ramuannya relatif mudah. Rendamlah segenggam beras dalam air kelapa muda bersama tempurungnya sampai beras terasa asam karena peragian, kemudian beras digiling menjadi bubuk halus. Tepung beras tersebut digunakan dengan dioleskan setiap hari selama 3-4 hari pada bagian tubuh yang sakit.

h. Jika air kelapa muda dicampur dengan sejumput bubuk kunyit dan air kapur sirih dalam ukuran sama merupakan obat luka bakar dan meniadakan rasa panas pada telapak kaki dan tangan.

Kelapa ijo merupakan salah satu jenis dari berbagai spesies yang pada pohon kelapa. Secara fisik sangat sulit untuk membedakan mana yang kelapa ijo dan hijau. Tapi, setelah dibelah, baru telihat perbedaannya. Kelapa ijo jika dikupas, seratnya berwarna merah. Rasa airnya rada pahit, tidak seperti kelapa hijau yang segar kendati tidak dicampur dengan gula.

Kelapa ijo ditengarai merupakan obat terbaik untuk beberapa penyakit seperti: panas dalam, sembelit, penetral racun, demam berdarah, cacingan, disentri. Bila digunakan untuk membasuh muka, maka manfaat kelapa ijo bisa menghilangkan jerawat, menghaluskan kulit muka, mengencangkan kulit (anti aging) dan bila digunakan untuk keramas, bisa mencegah timbulnya uban.

Selain itu, kelapa ijo juga bisa dijadikan terapi gurah, caranya dengan mengembunkan satu malam air kelapa ijo, lalu diminum paginya. Bila hal ini dilakukan setiap pagi, insya Allah suara akan menjadi lebih panjang dan merdu.

DEPRESI


DEPRESI PADA REMAJA

Seorang remaja yang terlihat tidak gembira merupakan hal yang biasa. Namun, perlu diwaspadai bila perasaan tidak bahagia tersebut terus berlanjut sampai lebih dari dua pekan. Ada banyak alasan mengapa seorang remaja merasa tidak bahagia. Lingkungan yang penuh tekanan dapat memicu depresi.

Dengan adanya depresi, dapat muncul perasaan merasa bersalah, menurunnya performa di sekolah, interaksi sosial, menyimpangnya orientasi seksual, maupun terganggunya kehidupan remaja di keluarganya.

Depresi merupakan gangguan serius yang dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, perilaku, dan kesehatan secara umum. Depresi tidak mengenal usia. Tua, muda, dewasa, bahkan remaja bisa terkena depresi. Dengan dipicu permasalahan sepele, bisa saja remaja yang mengalami depresi melakukan hal-hal yang tidak dibayangkan orang umum. Yang paling membahayakan dari depresi adalah munculnya ide bunuh diri atau melakukan usaha bunuh diri.

Definisi Depresi
Depresi merupakan suatu gangguan mental yang spesifik yang ditandai dengan adanya perasaan sedih, putus asa, kehilangan semangat, merasa bersalah, lambat dalam berpikir, dan menurunnya motivasi untuk melakukan aktivitas.

Gejala Depresi
Perhatikan tanda-tanda berikut untuk mengetahui adanya depresi pada remaja:

* Merasa sedih, cemas, dan tidak memiliki harapan
* Tidak nafsu makan, atau banyak makan yang menyebabkan penurunan maupun kenaikan berat badan dalam waktu singkat
* Terjaga di malam hari, namun tidur sepanjang siang
* Menarik diri dari teman-temannya, murung
* Aktivitas dan prestasi di sekolah menurun, menurunnya motivasi dan minat
* Mudah marah dan tersinggung, menjadi sensitif terhadap kritikan
* Rendah diri dan merasa sangat bersalah
* Konsentrasi menurun, sulit mengambil keputusan
* Adanya perubahan dalam kebiasaan makan maupun tidur
* Memiliki pikiran untuk melakukan bunuh diri

Jika tanda tersebut terjadi beberapa hari sampai beberapa minggu, sebaiknya segera dikonsultasikan pada tenaga kesehatan. Treatmen yang dilakukan dapat berupa terapi dengan cara berbicara, maupun menggunakan obat.

Pengobatan Depresi Pada Remaja
Terdapat berbagai metode terapi yang dapat dilakukan bagi remaja yang mengalami depresi. Tenaga kesehatan akan mempertimbangkan metode yang tepat bagi masing-masing individu. Diantaranya dengan menggunakan cognitive behavioral therapy, psychodinamic psychotherapy, interpersonal psychoterapy, terapi supportif ataupun menggunakan obat-obatan.

Masukan bagi Orang Tua
Menjadi orang tua dari seorang remaja merupakan suatu tantangan tersendiri. Beberapa teknik komunikasi akan sangat diperlukan dan membantu orang tua dalam membasarkan anak remaja.

* Ketika mendisiplinkan anak, tidak dengan cara menghukum dan membuatnya malu. Ganti hukuman dengan membantu anak memberikan solusi dengan cara yang baik. Hukuman dan rasa malu dapat membuat seorang remaja merasa tidak berguna.
* Biarkan anak remaja anda melakukan kesalahan. Sikap overproteksi atau orang tua yang selalu mengambil keputusan membuat remaja membuat mereka yakin bahwa mereka tidak memiliki kemampuan. Hal ini dapat membuat kepercayaan dirinya berkurang.
* Berikan ruang bagi remaja untuk ‘bernafas’. Jangan mengharapkan mereka melakukan sesuatu sama persis sesuai keinginan orang tua.
* Tidak memaksa anak untuk memiliki kegiatan dan pengalaman yang sama dengan anda sewaktu remaja dahulu.
* Jika anda mencurigai bahwa anak mengalami depresi, berikan waktu untuk mendengarkan masalahnya. Meskipun ana berfikir bahwa masalahnya bukanlah permasalahan serius. Membuka komunikasi antara orang tua dan anak merupakan hal penting, apalagi ketika anak memperlihatkan gejala menutup diri.
* Luangkan waktu untuk mendengarkan masalah mereka tanpa kritikan ataupun menghakimi.
* Jangan pula meremehkan apa yang mereka rasakan, kadang remaja mempunyai reaksi yang berlebihan terhadap suatu masalah tetapi sebaiknya orang tua coba mengerti bahwa apa yang mereka rasakan benar terjadi.
* Kadang remaja tidak mencari saran ataupun solusi atas masalah mereka, lebih kepada dukungan dan penerimaan saja, jadi apapun yang terjadi yakinkan sang remaja bahwa anda akan selalu mendampingi dan membantu mereka kapanpun diperlukan.
* Begitu sang remaja merasa siap untuk menyampaikan masalah mereka, jangan potong dengan interupsi ataupun berusaha mengatur, dengarkan saja cerita mereka.

Bila memang masalah yang terjadi sudah diluar kemampuan sang remaja dan anda sendiri, beritahukan kepada mereka tentang kemungkinan kondisi yang ada serta diskusikan cara alternatif lain supaya masalahnya dapat terbantu.




                                                                               FARMASI D3 “A” UNG

“ GOLONGAN DAN ISTILAH OBAT”


GOLONGAN OBAT

Pengertian obat
Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit. Obat harus sesuai dosis agar efek terapi atau khasiatnya bisa kita dapatkan.

Golongan obat :
Obat Narkotik :
UU No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan. Ciri-cirinya nya :
- Dulu dikenal obat daftar O (Golongan Opiat/Opium)
- Logonya berbentuk seperti palang ( + )
- Obat ini BERBAHAYA bila terjadi penyalahgunaan dan dalam penggunaannya diperlukan pertimbangan khusus, DAN DAPAT MENYEBABKAN KETERGANTUNGAN PSIKIS DAN FISIK oleh karena itu hanya boleh digunakan dengan dasar RESEP DOKTER
.

v Ketergantungan narkotika adalah gejala dorongan untuk menggunakan narkotika secara terusmenerus, toleransi dan gejala putus narkotika apabila penggunaan dihentikan.
v Pecandu adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada narkotika, baik secara fisik maupun psikis.
Ini adalah lambing atau logo obat narkotik :

 Description: Description: 5.

Berdasarkan UU RI No. 22 Th 1997, narkotika dibagi atas 3 golongan :
      Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contohnya terdiri dari 26 macam antara lain :
v Tanaman Papaver somniferum L dan semua bagian-bagiannya termasuk buah dan jeraminya, kecuali bijinya.

v Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri, diperoleh dari buah tanaman Papaver somniferum.


v Opium masak terdiri dari :
        Candu, diperoleh dari opium mentah melalui pengolahan khusus dengan pelarutan, pemanasan dan peragian dengan/tanpa penambahan bahan-bahan lain, dengan maksud mengubahnya menjadi suatu ekstrak yang cocok untuk pemadatan.

Jicing, sisa-sisa candu setelah dihisap, tanpa memperhatikan apakah candu itu dicampur dengan daun atau bahan lain.
       
      Jicingko, hasil yang di­peroleh dari pengolahan jicing.


v Tanaman koka seperti Erythroxylon coca, semua tanaman dari genus Erythroxylon dari keluarga Erythroxylaceae termasuk buah dan bijinya.

v Daun koka, yang belum/sudah dikeringkan /dalam bentuk serbuk dari semua tanaman genus Erythroxylon dari keluarga Erythroxylaceae yang menghasilkan kokain secara langsung atau melalui perubahan kimia :
   Kokain mentah, semua hasil-hasil yang diperoleh dari daun   koka yang dapat diolah secara langsung untuk mendapatkan kokaina (metil ester-I-bensoil ekgonina).

v Tanaman ganja (Cannabis indica), semua tanaman genus cannabis dan semua bagian tanaman termasuk biji, buah jerami, hasil olahan tanaman ganja/bagian tanaman ganja termasuk damar ganja dan zat-zat khasiatnya :
   Tetrahydrocannabinol, dan semua isomer serta semua bentuk stereo kimianya.


   Delta 9 tetrahidrocannabinol dan semua bentuk stereo kimianya :

v Asetorfina
v Etorfina
v Heroina
v Tiofentanil







        Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contoh terdiri dari 87 macam, antara lain :

§  Morfina
§  Opium
§  Dihidromorfina
§  Petidina
§  Tebaina

      Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.

Contoh antara lain terdiri dari :

v Asetildihidrokodeina
v Dekstropropoksifena
v Dihidrokodeina
v Etilmorfina
v Kodeina
v Nikodikodina
v Nikokodina
v Norkodeina
v Polkodina

Contoh obat Narkotik :
 amfetamin,fensiklidin, ,diazepam,klobazam,nitrazepam.

Obat Keras

v Obat keras atau obat daftar G = Gevaarlijk = Berbahaya
v Jadi maksudnya obat dalam golongan ini berbahaya jika pemakaiannya tidak berdasarkan resep dokter
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI, Obat Keras ditetapkan sebagi berikut:

v Bungkus luar obat oleh pabrik/pembuat disebutkan bahwa hanya boleh diserahkan dengan resep dokter.
v Semua obat parenteral baik suntikan atau cara pemakaian lain dengan jalan merobek rangkaian asli jaringan.
v   Semua obat baru, kecuali dinyatakan secara tertulis oleh DEPKES obat baru itu tidak membahayakan kesehatan manusia.
v   Semua obat dalam daftar obat keras  obat itu sendiri dalam substansi dan semua sediaan yang mengandung obat itu terkecuali di belakang nama obat.










Obat Wajib apotek
         Obat Wajib Apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di apotek tanpa resep dokter
         Keptusuan Menteri Kesehatan
         RI No. 347/Menkes/SK/VII/1990
         Keputusan Menteri Kesehatan
         No. 924/Menkes/Per/X/1993

         Dikeluarkan dengan pertimbangan sebagai berikut:
         Pertimbangan yang utama : meningkatkan kemampuan masyarakat mengatasi masalah kesehatan diri/pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional
         Pertimbangan yang kedua : peningkatan peran apoteker di apotek dalam pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi serta pelayanan obat kepada masyarakat
         Pertimbangan ketiga : peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk pengobatan sendiri.
Description: Description: 4ini adalah lambang dari obat keras.
Contoh obat keras : amoksilina,ampisilina,trisulfa,ripamfisin,metoklopramid HCL,buscopan.



Obat bebas tebatas
v Obat daftar W” = Waarschuwing = Peringatan
v Penjualannya disertai Tanda peringatan
Keputusan Menteri Kesehatan RI

      Definisi Obat Bebas Terbatas:
v Obat daftar “W = Waarschuwing = Peringatan
v Persyaratan penyerahan obat bebas terbatas:
Bungkus asli
Tencantum tanda peringatan
        ( warna hitam, ukuran 5 x 2 cm, pemberitahuan berwarna putih)
Contoh pemberitahuan pada kemasan obat :
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan

Memang, dalam keadaaan dan batas-batas tertentu; sakit yang ringan masih dibenarkan untuk melakukan pengobatan sendiri, yang tentunya juga obat yang dipergunakan adalah golongan obat bebas dan bebas terbatas yang dengan mudah diperoleh masyarakat. Namun apabila kondisi penyakit semakin serius sebaiknya memeriksakan ke dokter. Dianjurkan untuk tidak sekali-kalipun melakukan uji coba obat sendiri terhadap obat - obat yang seharusnya diperoleh dengan mempergunakan resep dokter.
v Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/VI/83 tanda khusus untuk obat bebas terbatas
v Tanda Obat Bebas Terbatas:
     Lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam


Contoh Obat Bebas Terbatas: pain relief, obat batuk, ,CTM,antimo.



Obat bebas
Obat bebas dapat dijual bebas di warung kelontong, toko obat berizin, supermarket serta apotek. Dalam pemakaiannya, penderita dapat membeli dalam jumlah sangat sedikit saat obat diperlukan, jenis zat aktif pada obat golongan ini relatif aman sehingga pemakaiannya tidak memerlukan pengawasan tenaga medis selama diminum sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Oleh karena itu, sebaiknya golongan obat ini tetap dibeli bersama kemasannya.
Di Indonesia, obat golongan ini ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Yang termasuk golongan obat ini yaitu obat analgetik/pain killer (parasetamol), vitamin dan mineral.
v Peraturan Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 12 Tahun 1994: Izin Pedagang Eceran Obat
v Definisi Obat Bebas yang lain  :
1.    Dijual bebas resep dokter
2.   Bukan narkotika
3.   Bukan psikotropik
4.   Bukan obat keras
5.   Bukan obat bebas terbatas
6.   Sudah terdaftar di Depkes RI

Logo atau lambing Obat adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
v S.K. Menkes RI Nomor 2380/A/SK/VI/1983: Tanda khusus obat bebas dan obat bebas terbatas

Contoh Obat bebas : Paracetamol, Minyak Kayu Putih, Obat Batuk Hitam,Obat Batuk Putih ,Salep Ichtyol ,Tablet Paracetamol ,Tablet Vitamin C, E, B Kompleks dll.


ISTILAH OBAT
1)           Obat Jadi     : Obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk,tablet,pil,kapsul,supositoria,cairan,salep,atau bentuk lainnya yang secara tekhnis, sesuai dengan FI atau buku resmi lain yang ditetapkan pemerintah.
2)          Obat Paten   : Obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama pembuat yang diberi kuasa dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
3)          Obat Baru     : Obat-obat yang berisi zat,baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat, seperti lapisan,pengisi,pelarut,pembantu atau komponen lain yang belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat dan kegunaannya.
4)          Obat Asli      : Obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alamiah Indonesia, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional.
5)          Obat Tradisional   : Obat yang didapat dari bahan alam ( mineral,tumbuhan,hewan), diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional.
6)          Obat Esensial        :       Obat yang paling banyak dibutuhkan untuk layanan kesehatan masyarakat dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan R.I.
7)          Obat Generik : Obat yang diproduksi dengan mengopi formula obat paten atau obat originator. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa obat generik memiliki persamaan dengan obat paten dalam hal zat aktifnya (zat utama dalam obat), dosis, indikasi (khasiatnya) dan bentuk sediaan (tablet, kapsul, sirop, dan sebagainya). Jadi dapat dipastikan khasiat obat generik akan semujarab obat patennya bila diberikan dengan cara yang sama.

8)          Obat Generik Berlogo    : Obat Generik Berlogo (OGB) diluncurkan pada tahun 1991 oleh pemerintah yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kelas menengah ke bawah akan obat. Jenis obat ini mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang merupakan obat esensial untuk penyakit tertentu.
Harga obat generik dikendalikan oleh pemerintah untuk menjamin akses masyarakat terhadap obat. Oleh karena itu, sejak tahun 1985 pemerintah menetapkan penggunaan obat generik pada fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah.
Harga obat generik bisa ditekan karena obat generik hanya berisi zat yang dikandungnya dan dijual dalam kemasan dengan jumlah besar, sehingga tidak diperlukan biaya kemasan dan biaya iklan dalam pemasarannya. Proporsi biaya iklan obat dapat mencapai 20-30%, sehingga biaya iklan obat akan mempengaruhi harga obat secara signifikan.

Mengingat obat merupakan komponen terbesar dalam pelayanan kesehatan, peningkatan pemanfaatan obat generik akan memperluas a       kses terhadap pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah.



Description: http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRC6W6GLONfUhaqz-ivG7XSWpkvSHfCd6t3jSkZYs3fo4YXodg&t=1&usg=__ZxHGWYpW6nMryQ6kY1nxJZ2ZBPw=   obat generik ada yang dijual tanpa merek sebagai obat generik berlogo (OGB) ataupun obat generik bermerek. Tidak ada perbedaan antara obat generik berlogo dengan obat generik bermerek. Perbedaannya hanya pada kemasan dan harga. OGB umumnya diberi logo lingkaran hijau bergaris-garis putih dengan tulisan "Generik" di tengah lingkaran. Namanya biasanya diambil dari zat aktifnya.
9)          Obat Wajib   : Selain memproduksi obat generik, untuk memenuhi keterjangkauan pelayanan kesehatan khususnya akses obat pemerintah mengeluarkan kebijakan OWA.
OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien. Walaupun APA boleh memberikan obat keras, namun ada persayaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan OWA.

1.    Apoteker wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai data pasien (nama, alamat, umur) serta penyakit yang diderita.
2.   Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang boleh diberikan kepada pasien. Contohnya hanya jenis oksitetrasiklin salep saja yang termasuk OWA, dan hanya boleh diberikan 1 tube.
3.   Apoteker wajib memberikan informasi obat secara benar mencakup: indikasi, kontra-indikasi, cara pemakain, cara penyimpanan dan efek samping obat yang mungkin timbul serta tindakan yang disarankan bila efek tidak dikehendaki tersebut timbul.
Jenis OWA

Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masayrakat, maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat ang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB hormonal.
Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan:
1.    Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2.   Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit.
3.   Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4.   Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia.
5.   Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri
Tabel. Contoh OWA
Obat
Indikasi
Jumlah yang boleh diberikan
Asam mefenamat
Antiinflamasi dan anlagesik
10 tablet
Salep hidrokortison
Antialergi topikal
1 tube
Obat KB
antifertilitas
1 siklus (28 hari)

JAMU

  Jamu adalah ramuan yang dibuat dari bahan-bahan alam, digunakan secara turun temurun, dipercaya berkhasiat berdasarkan pengalaman, dan belum ada penelitian ilmiah untuk mendapatkan bukti klinik mengenai khasiat tersebut. Bahan-bahan jamu umumnya berasal dari semua bagian, bukan hasil ekstraksi/isolasi mengenai bahan aktifnya saja. bahkan kemungkinan bahan aktif belum diketahui secara pasti karena belum ada penelitian.





OBAT HERBAL TERSTANDAR
    Setingkat di atas jamu adalah HERBAL TERSTANDAR, yaitu bahan-bahan jamu yang telah diuji secara ilmiah (penelitian praklinik dengan hewan uji) mengenai efek dan manfaat, memenuhi kriteria aman, klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah, telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang dipergunakan dalam produk jadi, memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.













FITOFARMAKA

Kategori tertinggi adalah FITOFARMAKA dengan persyaratan aman, klaim khasiat berdasarkan uji klinik (diterapkan pada manusia), telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang dipergunakan, dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.














                                             FARMASI D3 “A” UNG